Transformasi digital membawa perubahan yang sangat besar namun sejatinya yang harus dilakukan adalah memanfaatkan perubahan itu. Pakar Neurosains, Bambang Iman Santoso mengatakan, ibarat orang sedang berselancar pasti mencari ombak yang tinggi. Namun tidak asal mencari ombak yang tinggi saja tetapi sebelumnya mereka sudah mempunyai keahlian renang karena jika jatuh dari papan mereka akan tergulung ombak, keahlian ini menjadi penyelamat mereka.
Sama halnya dengan berselancar di internet dengan segala perubahan yang ada, banyaknya informasi yang datang seperti ombak tinggi. Kita bisa bertahan atau justru tenggelam tergulung hoaks.
Bambang juga menyoroti perubahan di Indonesia, masyarakat harus siap akan perubahan dalam skala global ini. Bagaimana Indonesia menyikapi, namun yang jelas setiap harinya kita harus berbuat lebih baik lagi. Kita harus melakukan continuous improvement menjadi lebih baik daripada kemarin.
“Cara agar terus menjadi lebih baik ialah selalu berpikir terbuka. Menerima semua hal baru juga bisa beradaptasi. Memiliki mental yang kuat untuk belajar agar pikiran terus tumbuh,” ungkap Bambang dalam Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 di wilayah Kota Bandung, Jawa Barat, Rabu (21/7/2021).
Beruntung, masyarakat Indonesia juga dibantu nilai-nilai dari Pancasila yang bisa juga membantu continuous improvement ini. Namun hambatannya adalah bagaimana mengedukasi atau mengkomunikasikan nilai Pancasila kepada generasi muda agar mereka paham apa yang menjadi pedoman hidup sebagai masyarakat Indonesia.
Terlebih teknologi itu menimbulkan perbedaan sehingga komunikasi akan semakin sulit karena kini Pancasila harus disampaikan dengan bahasa yang mengikuti zaman agar kita mencapai kemakmuran dan kesejahteraan bangsa. Di zaman sekarang literasi digital menjadi kewajiban yang dimiliki warga Indonesia tentunya literasi baca menjadi prasyaratnya.
“Dulu Indonesia sudah berhasil untuk menyingkirkan buta huruf di negara ini. Sekarang bagaimana kita meningkatkan kecakapan digital masyarakat melalui literasi digital, entah akan butuh waktu berapa lama,” tuturnya.
Namun sebelum menuntut para masyarakat digital ini harus cakap digital. Negara harus memenuhi hak digital para netizen yaitu hak untuk mengakses, hak untuk berekspresi dan hak untuk merasa aman.
Untuk mengakses internet seperti ketersediaan infrastruktur, kepemilikan dan kontrol layanan penyedia internet, tidak ada lagi esenjangan digital, kesetaraan akses gender dan pemblokiran.
Sementara itu, hak untuk ekspkresi yaitu jaminan atas keberagaman konten bebas menyatakan pendapat dan penggunaan internet dalam menggerakkan masyarakat sipil. Terakhir hak untuk merasa aman bebas dari penyadapan massal dan pemantauan tanpa landasan hukum. Perlindungan atas privasi sehingga aman dari penyerangan secara daring.
Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (KemenkomInfo) bersama Siberkreasi. Webinar wilayah Kota Bandung, Jawa Barat, Rabu (21/7/2021) ini juga menghadirkan pembicara Rinda Cahyana, (RTIK Indonesia), Aditianata (Universitas Esa Unggul), Muhammad Arifin (RTIK Indonesia), dan Valentina Melati sebagai Key Opinion Leader.
Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital melibatkan 110 lembaga dan komunitas sebagai agen pendidik Literasi Digital. Kegiatan ini diadakan secara virtual berbasis webinar di 34 Provinsi Indonesia dan 514 Kabupaten.
Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024. Berlandaskan 4 pilar utama, Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.