Pandemi Covid-19 sedikit banyak telah mengubah kegiatan sehari-hari manusia. Apalagi penyebaran virus corona penyebab sakit Covid-19 yang terjadi melalui kontak fisik, menjadikan interaksi fisik ikut terhenti.
Tidak terkecuali dunia pendidikan yang ikut terkena dampak Covid-19 yang dapat mengakibatkan seluruh kegiatan tatap muka terhenti dan berpindah ke media online melalui jaringan internet.
Dikatakan oleh Qamaril H. Adani, General Manager PT Gifera Odo Technology, penggunaan teknologi dalam bidang belajar mengajar dilakukan semata-mata dalam rangka untuk mengurangi risiko terpapar virus covid-19.
“Pembelajaran yang biasanya dilakukan dengan tatap muka terpaksa dilakukan secara virtual melalui media internet,” kata Adani saat berbicara dalam acara webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 wilayah Puncak, Papua, Rabu (3/11/2021).
Namun ia menjelaskan, untuk beberapa wilayah seperti 3 T, akses internet mengalami keterlambatan.
“3T adalah Daerah Terdepan, Terpencil dan Tertinggal yang merupakan daerah yang paling terluar pada wilayah Indonesia,” tambahnya.
Pada dasarnya, lanjut Adani, ada 122 wilayah di Indonesia yang masuk dalam wilayah 3T salah satunya adalah Kabupaten Mahakam Hulu Provinsi Kalimantan Timur.
“Sebagian besar daerah 3T menjadi gerbang tapal batas Indonesia. Letaknya yang jauh dari ibu kota provinsi menjadikan pertumbuhan ekonomi terhambat dikarenakan pembangunan infrastruktur yang belum merata. Termasuk terbatasnya sarana listrik dan internet, yang sangat berpengaruh dengan program Pembelajaran Jarak Jauh atau PJJ,” katanya.
Ia melanjutkan, internet terbukti memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari sebagai sarana penunjang perkembangan kualitas pendidikan di Indonesia. Apalagi perkembangan teknologi internet dalam kehidupan sehari-hari memiliki dampak yang luar biasa positif di berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam dunia pendidikan.
Untungnya, sistem pendidikan yang didukung dengan teknologi internet menghasilkan metode pembelajaran jarak jauh yang dapat digunakan oleh pihak pengajar dan pelajar di ekolah.
“Internet terbukti berhasil memiliki peran penting sebagai sarana penunjang perkembangan kualitas pendidikan di Indonesia,” pungkas Adani.
Selain General Manager PT Gifera Odo Technology Qamaril H. Adani, hadir pula dalam acara webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 wilayah Puncak, Papua, Rabu (3/11/2021) yaitu Chris Jatender, Kaprodi IT STTI, Beatus Mendelson Laka, dosen dan Putri Langi sebagai key opinion leader.
Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) bersama Siberkreasi. Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 Provinsi dan 514 Kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.