Era transformasi digital adanya teknologi memberikan kemudahan, di antaranya kemudahan komunikasi, berbisnis, pelayanan, transaksi, pendidikan, dan gaya hidup. Dari sisi penggunaan sehari-hari, orang menghabiskan waktu hampir 9 jam untuk berinternet dengan 3 jam diantaranya untuk bermain media sosial.
“Data tadi menandakan kita sedang berada di era transformasi digital yang mana adalah sebuah proses peralihan atau perubahan hal-hal yang sifatnya konvensional atau analog menjadi digital,” terang Aldiyar seorang Instruktur Edukasi sekaligus pembicara dalam Webinar Literasi Digital wilayah Kota Depok, Jawa Barat, Kamis (5/8/2021).
Pemenuhan kecakapan digital merupakan suatu keharusan dalam era ini. Aldiyar menjelaskan, kecakapan digital dipahami sebagai kemampuan dasar individu dalam mengetahui, memahami, dan menggunakan perangkat keras dan piranti lunak TIK serta sistem operasi digital dalam kehidupan sehari-hari.
Dengan meningkatkan kecakapan digital, meningkat juga peluang yang kita dapatkan, yakni bertambahnya wawasan berinternet, membangun personal branding, berjualan secara online, memperluas target pasar bagi yang berbisnis, hingga potensi memiliki profesi baru yang memanfaatkan teknologi digital.
Di samping adanya peluang, tantangan di media digital juga harus diperhatikan. Di antaranya, perkembangan teknologi yang begitu cepat, persaingan semakin ketat, informasi tanpa batas ruang dan waktu, dan munculnya kejahatan berbasis siber atau online.
“Pada kecakapan digital, sekadar bisa saja tidak cukup, kita harus bisa mengoptimalkannya. Caranya jangan jadi sekadar pengguna, jadilah pembuat. Maksudnya, kita harus berpikir mengenai konten apa yang mau dan bisa kita buat,” sampainya.
Ia mengatakan, konten tersebut tentunya harus bermanfaat secara dua sisi, untuk diri sendiri dan orang lain. Dalam memulainya, kita bisa memikirkan untuk membuat konten yang kita sukai dan kuasai. Misalnya, konten terkait hobi. Lakukan semuanya susuai dengan passion kita masing-masing.
Sebelum membuat konten, kita bisa melakukan riset terlebih dahulu dengan mengakses mesin pencarian guna mencari informasi yang kita butuhkan. Riset diperlukan agar konten dan informasi yang kita buat tidak menyesatkan orang lain. Informasi yang didapat harus dipelajari sedalam dan sedetail mungkin.
Oleh karena itu, penting bagi kita menyeleksi dan memverifikasi informasi terkait apa-apa yang kita cari di media sosial. Salah satunya, memanfaatkan kata kunci pencarian, waktunya, atau menggunakan tanda kutip. Dalam mencari informasi, jangan dari satu sumber saja, tetapi dari berbagai sumber.
Salah satu yang bisa kita lakukan ialah memanfaatkan media sosial dan aplikasi percakapan untuk membangun personal branding dan membagikan konten. Dalam pemanfaatannya, media sosial bisa digunakan untuk media personal branding dan menunjukkan siapa diri kita. Personal branding ini dapat berdampak positif bagi kita yang ingin mendirikan bisnis. Tingginya traffic di media sosial bisa juga menandakan kepercayaan orang terhadap akun yang kita miliki. Dengan adanya hal ini, berbisnis semakin mudah dan kita hanya perlu memanfaatkan marketplace sebagai medianya.
Banyaknya manfaat mempelajari kecakapan digital membuat kita harus selalu mengingat bahwa semua kecakapan bermedia digital perlu memperhatikan aspek lainnya, seperti budaya digital, etika digital, dan keamanan dalam bermedia digital.
Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) bersama Siberkreasi. Webinar wilayah Kota Depok, Jawa Barat, Kamis (5/8/2021) juga menghadirkan pembicara, Handika R. Susanto (Staff Pengajar SMK Taruna Bhakti Depok), Anita Triana Sari (Staff Pengajar SMK Taruna Bhakti Depok), Firzie A. Idris (Asisten Editor Kompas.com), dan Nyimas Indriana.
Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital merupakan rangkaian panjang kegiatan webinar di seluruh penjuru Indonesia. Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 Provinsi dan 514 Kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.