Netizen Indonesia harus masuk dalam netizen 2.0 yang fleksibel terampil dan kreatif. Sebab, dunia digital Indonesia sangat besar dilihat dari akses media sosial rata-rata masyarakat Indonesia 3 jam 14 menit per hari sementara internet hampir 9 jam sehari. Warga digital Indonesia menonton YouTube berada di posisi atas dengan rata-rata 25,8 jam perbulannya bahkan pembelian online mencapai Rp140 juta transaksi di Indonesia
Angka yang cukup besar ini dan kebiasaan masyarakat Indonesia di dunia digital membuat peluang besar dari mulai e-commerce menjadi Content Creator di YouTube atau media sosial lainnya. Inilah kesempatan naik kelas netizen Indonesia dari 1.0 yang biasanya menjadi konsumen menjadi produsen karena menjadi netizen 2.0.
“Netizen 1.0 dulu hanya mengkonsumsi informasi, bersifat pengguna dan masih kurang beradaptasi. Kita ubah mindset yang biasanya kita hanya menonton di media sosial kalau sudah menjadi netizen 2.0 kita tidak lagi menonton tapi ditonton. Kita yang menyuguhkan karya atau konten,” ungkap Entrepreneur Arya Shani Pradhana, Founder Tekape Workspace dalam Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital di Kabupaten Subang, Jawa Barat, Jumat (16/7/2021).
Arya menjelaskan, jika ingin menjadi netizen 2.0 harus menjadi seseorang yang memiliki kemampuan individu untuk mengetahui memahami menggunakan perangkat keras perangkat lunak dan sistem optimasi digital dalam kehidupan sehari-hari. Keahlian ini dibagi menjadi dua yaitu design thinking dan digital hard skill.
Design thinking adalah konsep berpikir dalam pendekatan berbasis solusi untuk memecahkan masalah yang kompleks dengan praktis dan kreatif. Dimulai dari empati, bagaimana kita harus bisa membuka perasaan untuk mengetahui permasalahan yang terjadi.
Kalau kita mendefinisikan masalah menjabarkan setelah mendapatkan kesimpulan dari masalah tersebut kita bisa mencari solusi yang akhirnya dapat menuangkan dalam sebuah ide atau program yang pada akhirnya kita harus mengetes kepada layak atau target dari solusi kita.
Dengan kita memiliki design thinking pada akhirnya kita bisa melihat masalah-masalah yang dialami masyarakat praktis dan kreatif dengan itu kita bisa melanjutkan untuk melatih digital skill kita.
“Dasar keahlian digital itu semudah kita mengoperasikan gawai, lalu kita juga harus bisa melakukan komunikasi digital seperti melakukan video jarak jauh melalui WhatsApp. Mengirim pesan data melalui email, rapat virtual menggunakan Zoom dan berjejaring di media sosial,” ujarnya.
Selanjutnya adalah pengaturan konten dan informasi, bagaimana kita bisa mencari sebuah konten atau informasi secara digital yang benar melalui mesin pencarian dan kita tahu bagaimana caranya mencari agar efektif cepat dan akurat. Melakukan kegiatan di media sosial dengan penuh rasa tanggung jawab secara aman dan legal digital jangan sampai kita mencari konten informasi yang tidak benar atau hoaks.
Setelah menguasai dasar dari digitalskill tadi kita dapat belajar juga macam-macam keterampilan digital seperti menguasai berbagai Microsoft work seperti, Excel, Powerpoint, Word dan lainnya. Lalu kita juga bisa belajar sosial media marketing, bagaimana berdagang di internet. Copyrighting seperti membuat caption atau membuat adventorial.
“Keterlampilan data analitikal kita membaca kebiasaan dari pasar, mengerti SEO agar dapat membuat artikel ataupun website yang mudah dicari oleh pasar. Audience building, bagaimana kita bisa berinteraksi dengan followers konsumen atau audiens,” lanjutnya.
Keahlian marketing mulai marketplace optimization, content marketing dan email marketing. Membuat konten untuk penjualan di marketplace, media sosial hingga email.
Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (KemenKomInfo) bersama Siberkreasi. Webinar wilayah Kabupaten Subang, Jawa Barat, Jumat (16/7/2021) ini juga menghadirkan pembicara Novianto Puji Raharjo (praktisi media digital), Aprindo M. Sihombing (LSPR), Dindin Miftahudin (Gmath Pro Indonesia) dan Ummi Kulsum sebagai Key Opinion Leader.
Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital melibatkan 110 lembaga dan komunitas sebagai agen pendidik Literasi Digital. Kegiatan ini diadakan secara virtual berbasis webinar di 34 Provinsi Indonesia dan 514 Kabupaten.
Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024. Berlandaskan 4 pilar utama, Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.