Minat baca masyarakat Indonesia di era digital masih tergolong rendah dan perlu ditingkatkan. Hasil penelitian dari Program for International Student Assessment (PISA)
juga menyebut Indonesia berada di urutan ke-2 paling bawah untuk minat baca dari 61 negara. Lima negara dengan minat baca teratas adalah Swedia, Islandia, Finlandia, Norwegia, dan Denmark. Sementara Indonesia berada di urutan ke-60, disusul Botswana di posisi 61.
âIni berhubungan dengan hoaks, di mana berita palsu akan gampang menyebar salah satu faktornya karena minat baca yang kurang,â kata Didit Aditya, Wakil Kepala Sekolah Linguist saat webinar Literasi Digital wilayah Kabupaten Kuningan, Jawa Barat I, pada Senin (25/10/2021).
Menurut dia, ancaman dunia maya berbanding lurus dengan tingkat literasi digital yang rendah. Hoaks bisa berkembang pesat, radikalisme, penipuan pinjaman online, pornografi, perundungan sosial, prostitusi, judi, SARA, dan ujaran kebencian. Sekarang ini masyarakat pun sedang berada di era post-truth, yaitu sebuah kondisi di mana fakta tidak terlalu berpengaruh dalam membentuk opini publik dibandingkan emosi dan keyakinan seseorang.
âKondisi inilah yang memunculkan hoaks, banyak orang terkecoh yang benar mana,â ujarnya lagi.
Lebih lanjut dia mengatakan, hoaks yang paling banyak menyebar lewat layanan perpesan WhatâsApp yakni 55,2%, kemudian disusul melalui media sosial Facebook 27,2%. Penyebab penyebaran berita hoaks antara lain karena masyarakat tidak tahu berita bohong, tidak cermat dalam melihat sumber berita, kebiasaan suka berbagi namun malas membaca, ingin disebut update, dan bangga jadi yang pertama menyebarkan. Sementara itu, dampak hoaks yang nyata adalah membuang waktu, memicu perpecahan, menurunkan reputasi, menguntungkan pihak tertentu, dan membuat fakta tidak lagi dipercaya.
Masyarakat perlu mengetahui cara menyating hoaks, seperti bertanya pada sumber aslinya, mencari tahu kebenaran di website yang terpercaya, membandingkan informasi, paham memeriksa identitas penyampai informasi, serta menentukan penting dan tidaknya informasi untuk disebar.
Webinar Literasi Digital wilayah Kabupaten Kuningan, Jawa Barat I, merupakan bagian dari sosialisasi Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika. Di webinar kali ini, hadir pula nara sumber seperti Mosav, seorang Graphic Designer, Elda C Mojang, Kuningan, Fany N Kriminolog dan Mahasiswa Pasca Sarjana UGM dan Manda Utoyo, seorang Digital Creator.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 provinsi dan 514 kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.