Pandemi Covid-19 yang belum kunjung usai ternyata membuka celah bisnis bagi kalangan milenial. Dengan adaptasi teknologi digital, mereka mampu mengkonversi dan mengembangkan bisnis kekinian yang kini menjadi gaya hidup. Mengutip kata-kata bijak, “Selalu ada manfaat dibalik setiap permasalahan“. Pandemi Covid-19 berdampak signifikan terhadap finansial. Perubahan pola hidup pun tak terelakan sebagai akibat menurunnya pendapatan.
Salah satu bisnis yang mengadaptasi pada perubahan gaya hidup dan berbasis pada digitalisasi serta menjadi tren kekinian adalah bisnis kopi. Hampir di setiap sudut kota besar, apalagi Jakarta sangat mudah menenukan kedai kopi atau coffee shop, baik yang konsepnya franchise maupun non franchise. Adalah Mercy’s Coffee Jakarta, coffee shop yang berlokasi di Komplek AL, Jl. Laut Sulawesi Blok DD No. 1/7, Duren Sawit, Jakarta Timur, lahir dari pemikiran dan konsep yang berbeda, dan berani mengambil lokasi bisnis dari perumahan atau kompleks.
Mercy’s Coffee Jakarta pun hadir dengan mengedepankan perubahan pola hidup yang jauh dari kerumunan seperti mall, office, retail area sebagai langkah awal bisnisnya. Sebuah konsep “pendekatan pelayanan“atas jarak yang relatif jauh lebih dekat terhadap mobilisasi pelanggan, baik dari sisi service seperti take away, menggunakan jasa delivery atau dine in, baik outdoor maupun indoor dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan sesuai aturan yang berlaku .
Kompetisi menjadi hal yang lumrah dalam bisnis, namun ada beberapa treatment khusus yang menjadi fokus terutama dalam penentuan menu, harga jual, supplay dan demand, dengan kualitas produk yang prima, bukan sekedar jualan kopi dan varian lainnya, tetapi kualitas produk, service dan yang paling penting adalah kenyamanan buat para customer. Ada 3 prinsip customer base yang mendasar adalah kualitas produk, kenyamanan dan service oriented, yang menjadi fokus Mercy’s Cofffee dalam mengembangkan bisnis jangka panjang.
Kevin Bahy, Owner Mercy’s Coffee mengungkapkan, ia akan mengembangkan bisnis kopi melalui kerja sama dengan para petani kopi secara langsung dengan metode kemitraan. Terutama dalam proses budidaya kopi untuk mendapatkan hasil maksimal sesuai kebutuhan pasar.
Setelah menempuh pendidikan Perhotelan di Brawijaya Malang, ia menyadari bahwa menjadi bisnis enterpreneur di usia muda, bukan hal yang mudah, tetapi dibutuhkan networking, inovasi dan kreatifitas dan visioner sebagai modal dasar dalam membangun bisnis kemitraan yang saling sinergi untuk para pihak.
Sebuah karya anak negeri yang harus kita apresiasi dalam mengembangkan bisnis khususnya bagi generasi melineal.
“Mengawali tahun 2022, secara korporasi kami akan membuka 4 outlet baru di Jakarta, baik yang berada di hotel ataupun berdiri sendiri sesuai dengan target usaha untuk meningkatkan portofilio bisnis sampai dengan akhir tahun,”pungkas Kevin, seperti dalam keterangan tertulis yang diterima vakansi.