Menteri Pariwisata Arief Yahya memanfaatkan segala jurus untuk mendongkrak kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia. Salah satu bidikan Arief adalah wisman asal Australia.
Dalam acara Working Lunch Indonesia-Australia Business Week di Jakarta yang dihadiri para delegasi asal Australia, pengusaha, investor dan pemangku kepentingan pariwisata itu Arief mengatakan, Bali saat ini menjadi tourism hub bagi wisman asal Negeri Kanguru itu. Untuk wisman Australia tak hanya mengunjungi Bali.
“Wisman Australia diharapkan bisa mengeksplor ke destinasi beyond Bali, seperti Labuan bajo, Lombok, Jogja dan Bromo Tengger Semeru,” katanya.
Arief mengungkapkan, jumlah wisman Australia yang berkunjung ke Indonesia mengalami pertumbuhan yang cukup bagus. Pada 2015 ke 2016 ada kenaikan 14 persen.
Karenanya, katanya, perlu upaya meningkatkan kerja sama dengan airlines melalui joint promotion dan insentif untuk membuka rute penerbangan selain Bali dan Jakarta. Hal itu untuk memperluas akses wisman Australia ke destinasi di Indonesia selain Bali.
“Creating 10 New Bali menjadi program pemerintah untuk pengembangan destinasi wisata di luar Bali. Para investor dan pebisnis Australia dapat berinvestasi di sektor pariwista bekerja sama dengan Indonesiancounterparts, seiring dengan semakin mudahnya untuk berinvestasi di Indonesia,” sebutnya.
Sedangkan Menteri Perdagangan, Pariwisata dan Investasi Australia Steven Ciobo mengungkapkan, ketertarikan Australia untuk berperan aktif dalam pengembangan pariwisata di Indonesia. Langkah itu bisa melalui investasi yang produktif di sektor pariwisata.
Arief mengharapkan kerja sama dengan Australia itu akan membantu percepatan pengembangan destinasi di Indonesia, khususnya 10 Bali Baru. Selain itu, juga program Top-3 Kemenpar tahun 2017. Yaitu Go Digital, Homestay Desa Wisata dan Connectivity.
“Semoga kerja sama yang erat antara Indonesia dan Australia bisa mengembangkan pariwisata ke depan dan yang terpenting bisa memberikan manfaat bagi kesejahteraan masyarakat,” katanya.