Transformasi digital yang mengalami percepatan membuat setiap orang harus beradaptasi. Sekarang setidaknya ada 202,6 juta masyarakat yang memanfaatkan internet di Indonesia. Aktivitas online pun semakin tinggi apalagi sejak pandemi karema digunakan untuk bekerja, belajar, belanja, hingga mencari hiburan.
Tentunya segala perubahan tersebut, digital skills akhirnya menjadi kemampuan yang harus dimiliki setiap orang. Begitu pun untuk para pemilik bisnis perubahan yang harus mampu beradaptasi dengan digitalisasi, sebab bila tidak kemungkinan bisnis maupun individunya tidak bisa bertahan.
“Menolak untuk beradaptasi, maka akan muncul banyak kerugian karena kompetitor yang menyesuaikan dengan keadaan akan lebih maju,” kata Sandy Natalia, Co-Founder of Beauty Cabin saat webinar Literasi Digital wilayah Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat I, pada Jumat (22/10/2021).
Lebih lanjut dia mengatakan, menolak beradaptasi berarti menyusahkan diri sendiri sebab banyak permasalahan di pelanggan yang tidak bisa diselesaikan. Misalnya saat pandemi, tentu kini ada pembatasan, sehingga jika tidak mengadaptasi sistem online akan kesulitan. Adapun teknologi memang hadir untuk memudahkan manusia dalam segala aktivitasnya.
Mengenai digital skills, beberapa yang harus dikembangkan antara lain komunikasi media sosial, mengoptimalkan perangkat digital, analisa data, digital marketing, dan membuat visualisasi konten menjadi lebih menarik. Hal tersebut pun yang membuat bisnis Sandy di bidang kecantikan bisa tetap berjalan.
Meskipun kondisi pandemi, bisnisnya bahkan tetap bisa berkembang karena dia memanfaatkan digital skills dengan menawarkan solusi untuk pelanggan yang ingin tetap melakukan perawatan. Sistem yang dia jalankan juga mengikuti perkembangan yaitu online yang otomatis. Di samping itu, untuk mempermudah pelanggan mengakses perawatan kecantikan selama pandemi pihaknya menawarkan jasa home service, di mana terapis datang ke rumah.
Webinar Literasi Digital di Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat I, merupakan bagian dari sosialisasi Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika. Hadir pula nara sumber seperti Irma Nawangwulan, Lecture IULI, Sophie Beatrix, seorang Psikolog Praktisi, Eddy Pranoto, Digital Business Project Manager OCBC NISP, dan Joana Lee, Fitness & Beauty Enthusiast.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 Provinsi dan 514 Kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.