Aktivitas menggunakan internet lewat mobile phone semakin meningkat, seperti untuk berkomunikasi, bekerja, belajar, hingga berbelanja yang biasanya memerlukan transaksi dengan pertemuan fisik semua bisa dilakukan melalui online.
Menariknya menurut data We Are Social, pembelanjaan melalui online di semua jenis perangkat kini sudah mencapai 81,7%, sehingga warga Indonesia hampir semuanya melakukan pembelanjaan online dan 79,1% melakukannya melalui mobile phone. Adanya peningkatan transaksi pembelanjaan online ditenggarain juga kondisi pandemi yang masih berlangsung.
“Selain itu saat ini metode e-payment atau pembayaran elektronik sudah menjadi bagian dari hidup generasi milenial. Sebanyak 75% diketahui dari hasil riset Tim Survei Warta Ekonomi pada Januari 2020, menggunakannya karena tertarik dengan promo,” ujar Boyke Nurhidayat, dari Divisi Kerjasama Edukasi4ID saat webinar Literasi Digital wilayah Kota Bekasi, Jawa Barat I, pada Kamis (30/9/2021).
Meski begitu, terdapat risiko dari transaksi belanja online. Menurut data KataData.co.id informasi pribadi pengguna marketplace di Indonesia rentan mengalami kebocoran. Data tersebut diduga dicuri oleh sekelompok peretas. Pola peretasan menggunakan kata kunci corona atau Covid-19 untuk memancing pengguna. Ada pula jenis penipuan phising melalui email, penguncian perangkat saat instal aplikasi, dan memancing pengguna dengan masuk ke website bertema corona.
Jadi bagaimana cara melindungi data kita di internet? Dia menyarankan untuk mengecek URL, mengundu aplikasi dari sumber yang terpercaya misalnya Google Play atau App Store, selain itu sebaiknya rutin untuk mengupdate software. Update software tersebut biasanya dilakukan developer untuk menutup kekurangan agar tidak ada kesempatan untuk penjahat online.
Jangan lupa untuk lebih detail melihat email berisi spam yang sering masuk, cek pengaturan keamanan misal reset password secara berkala, hindari juga penggunaan wifi publik, jangan lupa log out akun setelah selesai menggunakan, dan gunakan password yang kuat dan sulit ditebak, gunakan two factor authentication, dan tidak mengunggah sembarang informasi pribadi.
Webinar Literasi Digital di Kota Bekasi, Jawa Barat I, merupakan bagian dari sosialisasi Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika. Hadir pula nara sumber seperti Pipit Djatma, Fundraiser Consultant & Psychososial Actvist IBU Foundation, dan Moh. Ali Fikri, Pranata Komputer, Genoveva, Head Management Study Program President University, dan Rendra Surya, Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum SMK Bina Karya Mandiri.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 provinsi dan 514 kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.