Hubungan yang baik merupakan salah satu kebutuhan yang diperlukan oleh setiap manusia. Kita tetap berinteraksi meskipun sedang berada di rumah saja, seperti saat ini kita tidak dapat beraktivitas di luar.
Walaupun ada pembatasan bukan berarti kita tidak berinteraksi dengan manusia yang lain. Ketika kita berhubungan baik dengan sesama itu akan membentuk sebuah budaya.
Salah satu budaya digital yang masyarakat ketahui selama ini adalah bagaimana para warga digital sibuk dan mengabaikan mengabaikan kehidupan di dunia nyata mereka. Kita semua berharap ini bukan menjadi bagian dari kita.
Behavior Consultant, Golda Siregar mengatakan, kecanduan media online karena sudah banyak hiburan dan apapun itu di dalam digital sehingga membuat tidak produktif ataupun saat kerja. Ini harus segera diperbaiki. Budaya digital yang kita waspadai adalah ketika kita tidak menampilkan keadaan diri kita yang sesungguhnya.
“Bukan sesuatu yang baik jika terus-menerus melakukan itu. Kita harus bisa belajar untuk menjadi diri kita sendiri di media sosial. Jadi harapan saya kita harus kita harus bangga dengan diri kita sendiri dan jangan terjebak diri kita dengan orang lain,” jelasnya saat menjadi pembicara dalam Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021, Kabupaten Garut, Jawa Barat, Kamis (22/7/2021).
Fenomena digital yang harus kita atasi kita waspadai adalah hoaks, fake news dan hate speech. Setiap hari kita melihat perbedaan bukan berarti itu sesuatu yang menyerang atau musuh kita. Seringkali terasa asing karena kita belum mengerti saja atau hanya melihat dari satu sudut pandang. Golda berharap kita menjadi orang yang nyaman menjadi diri kita di media sosial.
Satu hal lagi mengenai kecerdasan emosi menurut Golda sebagai salah satu kebutuhan dan sesuatu yang harus terus dilatih. Kecerdasan emosi ada 4 hal interpersonal, kemampuan kita sebagai pribadi diri sendiri punya kemampuan untuk menjadi tenang untuk menjadi rileks ini dibutuhkan seperti saat ini.
“Ketika kita dalam kondisi yang tenang sel-sel jaringan di otak kita bersatu yang membuat kita menjadi lebih kreatif. Ketika kita kemampuan untuk melihat hal-hal yang lebih kreatif lagi saya berharap ini harus terus dilatih jadi kita tidak akan marah-marah di media sosial kita tidak akan menyerang orang lain,” jelasnya.
Intrapersonal, bagaimana kita dapat berkomunikasi berinteraksi dengan orang lain. Terakhir, stress management bagaimana kita mampu mengelola setiap tekanan yang ada setiap tekanan yang ada. Adaptif setiap perubahan kita mampu menyesuaikan diri tidak mudah karena yang membuat kita harus berubah itu bukan sesuatu yang cuma sekadar teori tapi juga dapat diaplikasikan.
Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bersama Siberkreasi. Webinar wilayah Kabupaten Garut, Jawa Barat, Kamis (22/7/2021) juga menghadirkan pembicara Dewi Tresnawati (RTIK Garut), Ria Aryanie (Praktisi Komunikasi & Humas), Richard Maulana (COO TMT Event) dan drg. Anwina Pradini sebagai Key Opinion Leader.
Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital melibatkan 110 lembaga dan komunitas sebagai agen pendidik Literasi Digital. Kegiatan ini diadakan secara virtual berbasis webinar di 34 Provinsi Indonesia dan 514 Kabupaten.
Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024. Berlandaskan 4 pilar utama, Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.