Pertumbuhan pengguna internet di Indonesia dari 1998 hingga 2017 meningkat secara signifikan hingga 143,26 juta. Di tahun 2020, pengguna meningkat jadi 202,6 juta jiwa. Pandemi mempercepat transformasi digital. Di dunia pendidikan yang awanya masih tulis menulis berubah menjadi electronic based. Begitu pun dengan budaya belanja yang dilakukan secara online.
“Masyarakat Indonesia sekarang sedang mengalami transformasi teknologi ke dalam dunia digital. Era digital nyatanya menciptakan generasi digital dan umumnya dikuasai oleh Generasi Z atau Gen Z,” tutur Aditianata, Dosen IT- Universitas Esa Unggul, dalam webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 di wilayah Kabupaten Subang, Jawa Barat, Rabu (15/9/2021) siang.
Secara identitas, generasi digital membuat akun di media sosial sebagai bentuk eksistensi. Kemudian, proses belajar generasi dilakukan dengan mesin pencarian untuk mengetahui beragam informasi. Selanjutnya, generasi digital memiliki kebebasan berekspresi, dan tidak suka untuk diatur. Maka dari itu, terkadang mereka tidak memperhatikan batasan kebebasan. Terkait privasi pun mereka cenderung mengabaikannya dan menjadi lebih terbuka, serta berpikir agresif.
“Bukan hanya masyarakat, pemerintah juga sudah mulai melek digital. Mulai membuat efisiensi dan membawa aktivitas pelayanan publik ke ruang digital,” jelasnya.
Transformasi digital yang terjadi di masyarakat sendiri mulai dari pembayaran atau transaksi digital, perubahan pola berwisata, beraktivitas, dan peningkatan sanitasi atau kebersihan terutama di masa pandemi. Sekarang muncul gaya hidup baru berupa cashless yang tidak memerlukan uang fisik untuk transaksi.
Namun, transformasi digital tidak sebanding dengan literasi digital. Ia mepaparkan, poin literasi digital masyarakat Indonesia hanya 3,4 dari 5. Rendahnya literasi digital dipengaruhi mudahnya masyarakat termakan dan menyebarkan berita hoaks sehingga terkadang kita menelan mentah-mentah informasi yang ada di internet.
Menurutnya, kita harus tetap sehat secara digital untuk bisa membedakan informasi hoaks. Caranya dengan meningkatkan kecerdasan intelektual, kecerdasan emosi, dan kecerdasan spiritual, serta kecerdasan digital. Kecerdasan digital ini kemampuan sosial, emosional, dan kognitif yang memungkinkan individu menghadapi tantangan dan beradaptasi dengan tuntutan kehidupan digital. Kecerdasan ini harus dimiliki seluruh warga digital sebagai bagian dari kewarganegaraan digital tanpa dibatasi oleh wilayah geografis.
Warga digital yang baik akan sadar mengenai hal benar dan salah, mampu menunjukkan kecerdasan perilaku teknologi, dan bisa membuat pilihan yang tepat. Jadi mampu memanfaatkan teknologi sesuai dengan kebutuhan masing-masing.
Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (KemenKominfo) bersama Siberkreasi. Webinar wilayah Kabupaten Subang, Jawa Barat, Rabu (15/9/2021) siang, juga menghadirkan pembicara Wijaya Kusuma (Ketua RTIK Kabupaten Subang), Oktoberi Surbakti (Program Director of Tulis Media Perkasa), Ria Ariyanie (Praktisi Humas & Komunikasi), dan Ibrahim Hanif sebagai Key Opinion Leader.
Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital melibatkan 110 lembaga dan komunitas sebagai agen pendidik Literasi Digital. Kegiatan ini diadakan secara virtual berbasis webinar di 34 Provinsi Indonesia dan 514 Kabupaten.
Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024. Berlandaskan 4 pilar utama, Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.