Indeks tingkat literasi masyarakat Indonesia hanya 0,001 persen. Angka ini berbanding terbalik dengan data pengguna internet di Indonesia yang mencapai 73,3 persen populasi. Dengan website yang paling banyak diakses yaitu Google dan Youtube.
Digital culture atau budaya digital merupakan kemampuan individu dalam membaca, menguraikan, membiasakan, memeriksa, dan membangun wawasan kebangsaan, nilai Pancasila, dan Bhinneka Tunggal Ika dalam kehidupan sehari-hari. Literasi digital itu penting karena membuat kita sebagai pengguna media digital menjadi lebih kritis, kreatif, inovatif, memecahkan masalah, serta berkolaborasi dengan banyak orang.
āDalam mempelajari literasi digital, manfaatnya kita bisa menghemat waktu, menghemat biaya, belajar menjadi lebih cepat, memperoleh informasi dengan cepat, memperluas jaringan, membuat keputusan yang lebih baik, dan memperkaya keterampilan,ā papar Efrizal Zaida, Praktisi Dosen STT Nurul Fikri, dalam Webinar Literasi Digital wilayah Purwakarta, Jawa Barat, Jumat (23/7/2021).
Menurut Efrizal, literasi budaya yaitu kemampuan memahami dan bersikap terhadap kebudayaan Indonesia sebagai identitas bangsa. Hal ini berbeda dengan literasi kewarganegaraan yang merupakan kemampuan dalam memahami hak dan kewajiban kita sebagai warga negara.
Indonesia sangat beragam kebudayaannya, karena Indonesia memiliki banyak suku bangsa. Budaya-budaya ini terdiri atas tarian adat, pakaian adat, bahasa daerah, dan rumah adat. Selain itu juga terdapat ukiran dan pahat, alat musik, tempat wisata, serta seni pertunjukkan budaya.
āKita lihat manfaat keberagaman budayanya. Pertama, menumbuhkan sikap nasionalisme, dengan adanya budaya yang beragam ini sikap memilikinya harus tinggi. Kedua, sebagai identitas bangsa di mata dunia, alat pemersatu bangsa, ikon pariwisata, penambah pendapatan nasional, memupuk sikap toleransi, dan sumber pengetahuan bagi dunia,ā jelasnya
Dengan digitalisasi, budaya dapat diperkenalkan melalui media digital. Bagian budaya yang dapat diperkenalkan, seperti bahasa, kesenian, religi, organisasi masyarakat, ekonomi masyarakat, dan sebagainya. Ia mengatakan, terdapat lima kompetensi literasi digital atas keragaman budaya Indonesia, yaitu memahami, memproduksi, distribusi, partisipasi, dan kolaborasi.
Ia menyampaikan, dalam menghadirkan budaya ke ruang digital, kita dapat melakukan berbagai kegiatan seni dan diunggah ke platform digital, menggelar pameran seni budaya secara virtual, serta nerpartisipasi pada kegiatan budaya dan mendistribusikannya ke berbagai platform digital yang ada.
Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) bersama Siberkreasi. Webinar Literasi Digital wilayah Purwakarta, Jawa Barat, Jumat (23/7/2021) juga menghadirkan pembicara, Andry Hamida (Head of Creative Visual Brand Hello Monday Morning), Chika Amalia (Public Figure Branding & Partnership), Asep H. Nugroho (Dosen Fakultas Teknik UNIS), dan Manda Utoyo.
Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 ā untuk Indonesia #MakinCakapDigital merupakan rangkaian panjang kegiatan webinar di seluruh penjuru Indonesia. Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 Provinsi dan 514 Kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.