Era digital seperti halnya dunia baru karena adanya perkembangan dari komputer, lahirnya internet, hingga adanya telepon seluler yang berkembang pesat dan situs jejaring sosial.
Beberapa hal mendorong transformasi digital, antara lain internet yang jauh berbeda dari tahun 1990 hingga 2000-an di mana informasi menjadi candu. Kemudian munculnya smartphone yang membuat segala sesuatu terhubung dengan internet, membuat informasi dan komunikasi sebagai alat pendukung hidup. Terlebih dengan pandemi Covid-19 membuat segala sesuatu akhirnya dikerjakan di rumah seperti bekerja dan belajar.
āKemudian ada perubahan perilaku, orang nyamannya online karena lebih praktis dan tidak perlu repot datang ke store, perlu jempol aja. Semua menjadi serba elektronik e-lerning, e-money, e-payment,ā kata Loka Hendra, Head of Food & Beverage Cinepolis Indonesia saat webinar Literasi Digital wilayah Kabupaten Bogor, Jawa Barat I, Sabtu (11/9/2021).
Dengan semua perubahan tersebut, akhirnya peluang semakin luas di ruang digital. Sebab tak ada batasan di ruang digital dan menjadi sulit dipisahkan dari kehidupan manusia. Transformasi digital juga menjadi pintu masuk terjadinya perubahan perilaku dan pola pikir. Kemudian peluang digital menjadi kekuatan baru yang memungkinkan terjadinya kolaborasi, fleksibilitas, dan keuntungan. Hingga akhirnya tersedianya banyak program akselerasi akses digital transformasi.
Jadi apa yang harus dilakukan? Tentunya masyarakat era sekarang harus beradaptasi dengan perubahan tersebut dan mau belajar, serta mengadah kreatifitas. Kreatif menjadi salah satu sisi berharga dari setiap individu di era digital ini. Bahkan kreatif merupakan satu dari tiga keterampilan yang harus dimiliki agar mampu bersaing, menurut World Economic Forum. Karena dengan kreatif, maka permasalahan yang ada akan memunculkan solusi memecahkannya dan dengan begitu lahir inovasi untuk mendobrak batasan-batasan.
Webinar Literasi Digital untuk wilayah Kabupaten Bogor, Jawa Barat I merupakan bagian dari sosialisasi Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika bekerja sama dengan Siberkreasi. Di webinar kali ini hadir pula nara sumber lainnya yaitu Vivi Andriyani, Marcomm & Promotion Specialist, Maria Natasha, seorang Graphic Designer, dan Ana Agustin, Managing Partner di Indonesia Global Lawfirm.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 provinsi dan 514 kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.