Pandemi membuat segala hal berubah, bekerja kini lebih banyak dilakukan di rumah termasuk sekolah yang dialami anak-anak denban Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Hasil riset Google Trust and Security Research Team sebanyak 51% orang tua dari anak yang bersekolah daring selama pandemi merasa kekhawatiran mereka meningkat tentang keamanan online.
Kekhawatiran orangtua di antaranya mengenai keamanan informasi anak, interaksi anak di ruang maya, dan konten yang dikonsumsi anak. āRisiko yang mengancam anak ketika berselancar di dunia maya adalah konten-konten yang memengaruhi mental anak. Seperti konten ujaran kebencian, radikalisme, pornografi, kekerasan, hingga konten serangan cyber atau perundungan atau bullying,ā ujar Pipit Djatma, Fundraiser Consultant & Psychosocial Activist IBU Foundation saat webinar Literasi Digital wilayah Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Kamis (19/8/2021).
Pipit mengungkapkan, tantangan yang dihadapi orangtua di antaranya karena akses internet yang semakin mudah, kebanyakan orangtua juga masih gagap teknologi sehingga tidak tahu apa yang harus dilakukan, dan anak bebas berkoneksi tanpa aturan karena belum memahami risikonya. Lalu bagaimana menciptakan keamanan internet bagi anak?
āOrangtua wajib memahami jaringan internet media sosial, minimal mengetahui cara memproteksi situs web dan media sosial yang berdampak negatif,ā kata Pipit.
Orangtua akan sulit menerapkan aturan bila tidak memahami apa itu internet dan media sosial seperti blog, Twitter, Instagram, TikTok, kebanyakan orangtua bahkan mengetahui TikTok dari anak-anak mereka. Kemudian bagaimana cara menggunakan internet dan pembuatan akun Google sesuai usia.
Selain itu orangtua perlu mengarahkan anak untuk menggunakan perangkat dan media digital dengan tepat.
Hal tersebut dilakukan supaya orangtua bisa memilah mana media yang akan digunakan anak dengan baik sesuai usia dan tahap perkembangan anak. Dalam komunikasi dan mengedukasi anak, orangtua juga harus hadir saat anak berselancar menggunakan internet. Orangtua juga harus mengedukasi anak mana situs yang edukatif dan memberi manfaat positif. Saat-saat orangtua mengarahkan anak ini menjadi momen untuk mendekatkan diri dengan anak.
Tak kalah penting orangtua perlu mengimbangi waktu penggunaan media digital dengan interaksi dunia nyata. Seperti memberikan pengalaman nyata misalnya bagaimana bersosialisasi. Memberikan kegiatan berupa kesenian, kegiatan luar ruangan, membaca, bermusik, dan permainan tradisional.
āBiasakan orangtua juga meminjamkan perangkat digital seperti iPad, handphone, komputer hanya sesuai kebutuhan saja. Agar mereka bisa mengendalikan diri dan belajar menggunakannya bersama keluarga,ā tuturnya lagi.
Webinar Literasi Digital wilayah Kabupaten Bogor, Jawa Barat, merupakan bagian dari sosialisasi Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika. Di webinar kali ini, hadir pula nara sumber seperti Dino Hamid, Ketua Asosiasi Promotor Musik Indonesia, Fibra Trias, Editor in Chief Mommies Daily, dan Shandy Susanto Dosen President University.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 Provinsi dan 514 Kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.