Indonesia merupakan negara yang beragam dari berbagai budaya, ras, bahasa, agama dan sebagainya. Jumlah penduduk saat ini ialah 270 juta jiwa dengan 700 lebih bahasa. Selain populasi yang besar di Indonesia, penggunaan teknologi digital di Indonesia pun berkembang. Sebanyak 170 juta masyarakat telah menggunakan internet.
Area kompetensi literasi digital kita saat ini memiliki 4 pilar, yaitu cakap digital, budaya digital, etika digital, dan keamanan digital. Dalam penggunaan internet, baiknya masyarakat menerapkan pancasila. Selain sebagai dasar negara, pancasila ialah falsafah hidup masyarakat. Membumikan pancasila dalam media digital dapat membuat masyarakat lebih baik dan bijak dalam bermedia digital.
“Membumikan pancasila dengan toleransi dan keberagaman. Caranya selalu mengingat Indonesia ini memiliki keragaman. Baik secara fisik, keyakinan, budaya, dan hal-hal lain yang membuat kita jadi berbeda. Inilah keragaman kita, tetapi harus kita sadari bahwa kita ada di negara yang beragam. Akan tetapi bukan kita tidak bisa bersatu, kita masih bisa bersatu,” tutur Leviane Jackelin H. Lotulung, Kaprodi Ilmu Komunikasi Universitas Sam Ratulangi, Japelidi, dalam Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 wilayah Kabupaten Subang, Jawa Barat, Senin (12/7/2021).
Lanjutnya, memprioritaskan cara demokrasi, dapat dilakukan dengan musyawarah mufakat. Karena kita memiliki perbedaan-perbedaan. Hendaknya dalam masyarakat umum kita sepakati bersama untuk kemajuan bersama. Mengutamakan Indonesia yaitu saling membutuhkan dan membantu sesama dengan menggunakan produk dalam negeri, terlebih di kondisi pandemi seperti ini. Kemudian, dengan membeli produk dalam negeri, secara tidak langsung kita telah menggerakan perekonomian bangsa.
“Kalau kita bisa membantu orang lain, bisa kerja sama, kolaborasi, toleransi terkait keragaman itu sudah bisa menandakan kita ini masyarakat pancasilais. Gotong royong juga menjadi ciri khas orang Indonesia, seperti ada yang berkecukupan atau lebih rezekinya untuk membantu orang lain. Kalau diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, Indonesia pasti akan lebih baik lagi,” jelasnya.
Ia mengatakan, cara mewujudkannya dengan menyebarkan konten positif, wujudkan cinta Tanah Air, mempromosikan gaya hidup yang berkualitas, saling menghargai, santun dan bermartabat, mengatkan harmoni dam kebersamaan, serta menciptakan ruang diskusi yang sehat.
“Hendaknya kehidupan kita memperlihatkan hal-hal positif bahkan berkualitas. Hal-hal ini dapat kita lakukan di kehidupan digital. Menurut saya hal tersebut berbanding lurus antara kehidupan baik di dunia nyata dan kehidupan baik di dunia maya. Dalam dunia digital,” jelasnya.
Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) bersama Siberkreasi. Webinar wilayah Kabupaten Subang, Jawa Barat, Senin (12/7/2021) ini juga menghadirkan pembicara Meylani Pratiwi (RTIK Jawa Barat), Ariyo Zidni (Pendongeng dan Penulis Certia Anak), Rinda Chayana (RTIK Indonesia), dan Hyana Salsabila Islamie sebagai Key Opinion Leader.
Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital melibatkan 110 lembaga dan komunitas sebagai agen pendidik Literasi Digital. Kegiatan ini diadakan secara virtual berbasis webinar di 34 Provinsi Indonesia dan 514 Kabupaten.
Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024. Berlandaskan 4 pilar utama, Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.