Sebanyak 1063 peserta antusias mengikuti Rangkaian Program Literasi Digital “Indonesia Makin Cakap Digital” di Sulawesi, yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia dan Siberkreasi bersama Dyandra Promosindo, dilaksanakan secara virtual pada 8 Juli 2021 di Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara. Kolaborasi ketiga lembaga ini dikhususkan pada penyelenggaraan Program Literasi Digital di wilayah Sulawesi. Adapun tema kali adalah “Membangun Usaha Online”.
Program kali ini menghadirkan empat narasumber, yaitu pendiri Generasi Usaha Edukasi, Karyana Hutomo; perencana keuangan Mitra Rencana Edukasi, Aryawan Eko; Wakil Rektor IV Bidang Inovasi dan Bisnis LSPR Institute, Lestari Nurhajati; serta pendiri Browcyl Brownies Pisang, Rachmat Almu Arrif. Adapun yang bertindak sebagai moderator adalah Richard Lioe dari KataData. Rangkaian Program Literasi Digital “Indonesia Makin Cakap Digital” di Sulawesi menargetkan 57.550 orang peserta.
Pemateri pertama adalah Karyana Hutomo yang membawakan tema “Peran Literasi Digital di Dunia Marketplace”. Menurut dia, pemasaran produk secara daring memerlukan kreativitas lebih tinggi, namun biayanya lebih murah. Salah satunya dengan menggunakan aplikasi sosial media. “Berjualan di zaman sekarang tidak lagi berorientasi produk, melainkan berorientasi nilai. Jadi, bagi yang baru memulai bisnis, pertajam pencarian nilai atas ide bisnis kita,” tegasnya.
Berikutnya, Rachmat Almu Arrif menyampaikan topik “Pengetahuan Dasar Usaha Online”. Dalam kesempatan tersebut, Rachmat menceritakan perjalanannya membangun usaha kue sejak 2012. Dia juga menekankan pentingnya kolaborasi dengan pelaku UMKM lainnya di media sosial atau dengan penyedia jasa pemasaran digital. “Sekarang bukan zamannya sikut-sikutan, tetapi lebih ke kolaborasi yang sama-sama menguntungkan. Selain itu, buatlah produk yang unik, sehingga tidak bersaing dengan produk lain yang mudah ditemukan di e-dagang,” urainya.
Sebagai pemateri ketiga, Aryawan Eko membawakan tema “Peran Literasi Digital untuk Mengubah Mindset Konsumtif Menjadi Lebih Produktif”. Ia mengatakan, tren belanja daring menyebabkan meningkatnya perilaku konsumtif yang bisa berdampak pada pemborosan, sulit menabung, hingga terlilit hutang. Untuk mengatasinya, kita harus menciptakan pola pikir produktif. “Dengan perkembangan digital ini, sayang sekali kalau masyarakat tidak diedukasi untuk mengubah perilaku konsumtif menjadi produktif,” ujar Aryawan.
Adapun Lestari Nurhajati, sebagai pemateri terakhir, menyampaikan tema “Legalitas Usaha dan Hak Kekayaan Intelektual”. Dia menyampaikan dua hal penting dalam membangun usaha, yaitu legalitas atau izin usaha dan Hak Kekayaan Intelektual (HKI). Dengan memiliki legalitas, sebuah usaha akan mendapat perlindungan hukum; mempermudah akses pendanaan, pemasaran, dan peluang usaha lainnya; serta pengakuan atas hak usaha. “Adapun HKI penting untuk melindungi usaha dan produk kita agar tidak diambil atau diklaim orang lain,” terangnya.
Setelah pemaparan materi oleh semua narasumber, kegiatan dilanjutkan sesi tanya jawab yang dipandu moderator. Salah satu peserta, Nur, menanyakan tips berpromosi daring yang hemat, tetapi hasilnya maksimum. Dalam webinar yang dihelat di Konawe Selatan tersebut, panitia memberikan uang elektronik senilai Rp100.000 bagi 10 penanya terpilih.
Program Literasi Digital mendapat apresiasi dan dukungan dari banyak pihak karena menyajikan konten dan informasi yang baru, unik, dan mengedukasi para peserta. Kegiatan ini disambut positif oleh masyarakat Sulawesi.
Program Literasi Digital “Indonesia Makin Cakap Digital” di Sulawesi akan diselenggarakan secara virtual mulai dari Mei 2021 hingga Desember 2021 dengan berbagai konten menarik dan materi informatif yang disampaikan narasumber terpercaya. Bagi masyarakat yang ingin mengikuti sesi webinar selanjutnya, informasi bisa diakses melalui https://www.siberkreasi.id/ dan akun media sosial @Kemenkominfo dan @siberkreasi, serta @siberkreasisulawesi khusus untuk wilayah Sulawesi.