Transformasi digital membuka jalan perubahan di masyarakat yang berdampak pada kebiasaan dan dapat mengikis identitas bangsa. Hal itu terjadi karena masuknya kebudayaan baru dari negara lain yang tampak menarik. Misalnya saja K-Pop yang begitu digandrungi generasi muda saat ini, bukan hanya di Indonesia namun dunia.
“Jangan sampai kita selalu mengadopsi, tapi bagaimana caranya kebudayaan negeri sendiri dapat dikenal dijunjung tinggi di negara lain juga,” kata Aditya Nova Putra, Ketua Jurusan Hotel dan Pariwisata IULI saat webinar Literasi Digital wilayah Kota Bekasi, Jawa Barat I, pada Selasa (26/10/2021).
Pelestarian dan keberlangsungan kebudayaan perlu disadari bahwa dengan keberadaan suku, etnis, dan bahasa kunci utamanya adalah toleransi, menghormati satu sama lain. Bahkan perlu adanya penanaman nilai akan indahnya suatu keberagaman, dan penyebaran wawasan kebudayaan Indonesia melalui media digital.
Menurut dia, masih banyak berbagai suku dan kebudayaan di Indonesia seperti di Baduy yang masyarakatnya masih tergantung dengan alam serta tak menggunakan teknologi. Sebagai masyarakat yang lebih melek digital, maka bisa menyebarkan keunikan serta budaya yang ada di sana lewat internet agar bisa diceritakan kepada dunia. Supaya masyarakat lain pun teredukasi serta memiliki pengetahuan tentang rumah adat, tarian, senjata tradisional, alat musik tradisional, lagu daerah, hingga kuliner setempat bahkan kekayaan alamnya.
Webinar Literasi Digital wilayah Kota Bekasi, Jawa Barat I, merupakan bagian dari sosialisasi Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika. Di webinar kali ini, hadir pula nara sumber seperti Dedi Supriadi, Kepala SMAN 8 Bekasi, Istiyo Wahyuni, Wakil Kepala Sekolah SMAN 8 Bekasi, Asyraf Ilmansyah, Data Scientist & Analyst BRI dan Vivian Wijaya, seorang Enterpreneur & Beauty Enthusiast.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 Provinsi dan 514 Kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.