Media sosial bukan sekadar tempat untuk eksis dengan menunjukkan gaya hidup. Kini fungsi media sosial menjadi lebih luas lagi, bahkan bisa menjadi sarana digital marketing dan menghasilkan cuan.
Berawal dari masa merantau di Singapura ketika masih kuliah dan bekerja, Michiko Utoyo memulai bisnis jasa titip yang saat ini populer disebut jastip. Hampir 5 tahun kuliah dan bekerja di Singapura tahun 2003 hingga 2008, saat rutin pulang ke Indonesia untuk liburan semester kuliah sejak itulah dia aktif menerima jastip.
“Namanya aku anak marketing dan waktu itu yang terpikir gimana nambah uang jajan. Aku melihat celah, ajang titip beli menjadi sesuatu yang produktif menghasilkan,” ujar Michiko saat webinar Literasi Digital wilayah Kota Bekasi, Jawa Barat I, pada Selasa (26/10/2021).
Waktu itu menurutnya belum ada istilah jastip, dia hanya disebut sebagai personal shopper, nah, saat dia sudah menetap di Indonesia jastip tersebut tetap berjalan karena hobinya traveling ke berbagai tempat. Melalui jastip tersebut dia pun menambah jaringan pertemanan dan tentu saja peluang. Saat itu dia menggunakan platform digital yaitu What’sApp grup, biasanya sebelum berangkat Michiko membuat pengumuman di Instagram yang menghubungkan link What’sApp untuk melakukan pemesanan atau PO.
Lebih lanjut dia mengatakan, dalam menjalankan jastip tersebut sosial network ini menjadi aset. Sehingga dia pun terus menjalin hubungan baik dengan klien, tidak sekadar sebagai penjual dan pembeli saja. Berbagai platform digital yang pernah digunakan pun berkembang dari mulanya BBM, Facebook, Instagram, hingga What’sApp group.
Webinar Literasi Digital wilayah Kota Bekasi, Jawa Barat I, merupakan bagian dari sosialisasi Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika. Di webinar kali ini, hadir pula nara sumber seperti Daniel Hermansyah, CEO Kopi Chuseyo, Vivi Indriani, Marcomm Manager Bumbumbuku, Sophie Beatrix, seorang Psikolog Praktisi dan Aditya Nova, Ketua Jurusan Hotel & Pariwisata IULI.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 Provinsi dan 514 Kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.