hitcounter
Friday , April 19 2024

Memahami Perilaku Etika dan Etiket

Etika dan etiket menjadi hal masyarakat yang masih kurang dipahami. Padahal dalam kehidupan sosial kedua ini dibutuhkan. Namun sebenarnya apa perbedaan etika dan etiket ini?

Etika sebenarnya dari diri kita yang berasal dari hati nurani. Sifatnya solid tidak bisa diganggu gugat. Etiket tata cara pergaulan, sifatnya relatif walaupun tidak ada orang lain etiket bisa tidak berlaku.

Ryzki Hawadi founder Attention Indonesia menjelaskan secara sederhana, etika dari diri sendiri etiket adalah pergaulan antara sesama manusia. “Ciri-cirinya etika itu menilai baik atau buruknya perilaku seseorang, berkaitan dengan perbuatan atau perilaku manusia. Etika juga berkaitan dengan cara pandang dari sisi batin manusia, etika akan sangat selalu berlaku meski tidak ada orang lain. Walaupun tidak ada orang lain, etika tetap berlaku,” tuturnya dalam webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 di wilayah Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Senin (18/10/2021) siang.

Etiket, menyangkut cara suatu perbuatan kebiasaan adat istiadat atau cara-cara tertentu yang dianut oleh masyarakat dalam melakukan sesuatu. Itu menjadi sebuah kebiasaan, etiket akhirnya menjadi budaya. Etiket hanya berlaku dalam pergaulan manusia, relatif hubungannya dengan sopan santun.

Contoh etika, kita tidak boleh mencuri, bersifat sabar apabila ada masalah, masuk ke masjid, meskipun tidak ada orang harus tetap membuka sepatu. Mengembalikan barang milik orang lain walaupun dia lupa. Tidak membohongi diri sendiri tidak melanggar janji, tidak meremehkan orang lain.

Menghargai pendapat orang lain, berani mengakui kesalahan, berani menerima kritikan, menghormati hak yang dimiliki orang lain, melaksanakan kewajiban dan juga menghargai waktu. “Tetapi jika berurusan dengan waktu, kalau kita telat nih dengan orang itu etiket. Jika kita ingin meeting sama orang kita udah janji jam 1 baru datang jam 1.30 itu secara etiket tidak baik, tidak menghargai waktu. Dalam etika ini adalah kita menghargai setiap waktu yang kita lakukan ini agar terus produktif, harus jadi lebih baik dari hari kemarin,” sambungnya.

Contoh etiket membukakan pintu untuk orang, jika ada ibu-ibu membawa anak di belakang kita saat selesai membuka pintu. Kita tidak diam saja tapi tetap membukakan pintu untuk dia yang berjalan setelah kita. Kemudian tata cara makan yang baik di umum, tidak mungkin saat di restoran kaki kita naik ke kursi atau meja kalau di rumah tidak ada orang ya silakan. Termasuk saat di media digital, etiket bagaiaman kita dapat memfilter komentar, menerima kritik, memberikan dengan tangan kanan, ucapkan tolong maaf dan terimakasih dan lainnya.

Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bersama Siberkreasi. Webinar wilayah Kabupaten Bandung, Senin (18/10/2021) siang, juga menghadirkan pembicara, Nindy Tri Jayanti (entrepreneur), Virginia Aurelia (owner divetolive.id), Billy Kwanda (entrepreneur) dan Inayah Chairunisa sebagai Key Opinion Leader.

Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital melibatkan 110 lembaga dan komunitas sebagai agen pendidik Literasi Digital. Kegiatan ini diadakan secara virtual berbasis webinar di 34 Provinsi Indonesia dan 514 Kabupaten.

Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024. Berlandaskan 4 pilar utama, Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.

About Pasha

Check Also

Resmi Rilis di Indonesia, Bose Ultra Open Earbuds Dibanderol 4 Jutaan

Jakarta, Vakansi – Earbuds revolusioner yang ditunggu-tunggu para penikmat audio, Bose Ultra Open Earbuds, hari …

Leave a Reply