Masyarakat harus adaptif dan mengubah pola pikir tradisionalnya dalam menyambut datangnya budaya digital sebagai dampak masifnya penggunaan internet untuk mempermudah aktivitas sehari-hari. Sebab berbagai profesi dan peluang baru bermunculan dengan adanya internet dan penggunaan teknologi.
“Setiap orang pun bisa makin produktif dan kreatif di ruang digital dengan melakukan digital branding sebagai enterpreneur hingga membangun brand semakin besar dan semua ini ikut memunculkan kreator ekonomi baru,” kata Dee Rahma seorang Digital Marketing Strategis saat menjadi nara sumber di webinar Literasi Digital wilayah Kabupaten Bogor, Jawa Barat, pada Rabu (8/9/2021).
Masyarakat juga harus adaptasi menambah skill baru sesuai kebutuhan industri era digital dan berfikir lebih kritis terhadap apa yang bisa dilakukan agar lebih produktif dengan adanya budaya digital baru tersebut. Namun tentunya budaya digital yang membuat segala sesuatunya semakin terbuka harus membuat setiap orang lebih kritis dan menyaring segala sesuatunya sebelum menerima maupun menyebarkannya.
Terlebih untuk para content creator dalam produksi konten tentunya harus tetap mengingat filosofi Bhineka Tungga Ika, di mana perbedaan merupakan bagian dari kemanusiaan yang dibawa sejak kelahiran seorang individu. Sehingga sudah sepatutnya perbedaan untuk tidak dijadikan sebagai sumber kebencian, namun ingat untuk belajar menghormati dan saling menghargai.
Webinar Literasi Digital wilayah Kabupaten Bogor, Jawa Barat, merupakan bagian dari sosialisasi Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika. Di webinar kali ini, hadir pula nara sumber seperti Sandy Natalia, seorang Graphic Designer, Shandy Susanto, Dosen Podomoro University dan Ana Agustin, Managing Partner di Indonesia Global Lawfirm.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 Provinsi dan 514 Kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.