Berbicara tentang transformasi digital, maka bukan hanya tentang proses perubahan teknologi menjadi lebih besar. Namun, termasuk perubahan yang berhubungan dengan penerapan teknologi digital dalam semua aspek kehidupan dalam masyarakat.
“Termasuk dalam cara berfikir masyarakatnya, untuk beradaptasi mempelajari hal baru. Seperti perubahan dalam interaksi sosial karena pandemi,” kata Golda Siregar, Senior Consultant at Power Character saat webinar Literasi Digital wilayah Kota Bogor, Jawa Barat I, pada Senin (27/9/2021).
Pandemi pun ikut meneggarai percepatan transformasi digital, karena segala sesuatunya sebisa mungkin harus dikerjakan di rumah. Sekarang bahkan bekerja, berkomunikasi, berinteraksi dilakukan melalui media sosial, Whats’app, dan aplikasi lainnya. Sebuah perubahan yang harus menjadi penyesuaian di masyarakat.
Akan tetapi terkait interaksi sosial ada kabar kurang menyenangkan terkait survei Microsoft dalam Digital Civility Index (DCI) tahun 2020 yang mengukur tingkat kesopanan digital pengguna internet dunia saat berkomunikasi di dunia maya, di mana netizen Indonesia masuk dalam urutan terbawah di tingkat Asia Tenggara. Hal tersebut tentu bertolak belakang dengan kesan ramah tamah dan sopan santun yang selama ini melekat di masyarakat Indonesia.
“Apakah karena digital, sehingga menjadi berubah? Ternyata apa yang ditampilkan selama ini ketika pertemuan langsung hanya 5% dari personality seseorang yang ditampilkan,” katanya lagi,
Sementara manusia sebenarnya mirip fenomena gunung es yang di dalamnya masih banyak hal tak terlihat seperti karakter dan tempramen saat dalam kondisi tidak baik seperti keadaan tertekan. Tapi, dia pun mengajak untuk mengaplikasikan budaya Indonesia yang berbudaya dan memiliki tata krama. Karena di balik media sosial setiap orang tetap berinteraksi dengan manusia, bukan berinteraksi dengan robot yang saat dihina dan dicaci maki hanya tertawa.
Setiap orang akhirnya pun harus memiliki kemampuan standart dalam menghadapi transformasi digital seperti paham teknologi, menjadi fleksibel, kolaborasi dan bekerja bersama, dan dalam hal komunikasi menggunakan perangkat teknologi yang ada. Di dalam cakupan tersebut, masyarakat memerlukan literasi digital agar tidak hanya cakap menggunakan perangkat namun memiliki norma kesopanan.
Webinar Literasi Digital untuk wilayah Kota Bogor, Jawa Barat I merupakan bagian dari sosialisasi Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika bekerja sama dengan Siberkreasi. Di webinar kali ini hadir pula nara sumber lainnya yaitu Dino Hamid, Ketua Asosiasi Promotor Musik Indonesia, Danan DNA, seorang Creativepreneur, dan Mardiana R.L, Vice Principal in Kinderhouse Pre-School.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 provinsi dan 514 kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.