Bijak berkomentar merupakan salah satu cara menciptakan suasana nyaman di dunia digital. Jangan lagi warganet Indonesia dianggap tidak sopan karena komentar yang tidak sopan.
Berkomentar di postingan seseorang itu sama saja dengan kita menyapa dan mengajak berbicara orang tersebut. Tidak bisa semaunya kita apalagi tidak melihat etika kesopanan.
Memahami konten di media digital dapat dilakukan para warganet untuk dapat berhati-hati berkomentar. Aprida Sihombing dosen Institut Komunikasi dan Bisnis LSPR mengatakan, memahami konten apa yang dibaca, ditonton merupakan tujuan dari literasi digital agar kita tidak salah berkomentar, tidak cepat menghakimi. Maka, sebagai warga digital ketika ada konten yang kita terima, baca atau tonton sampai usai.
“Kemudian tidak berasumsi, kita harus melihat secara lengkap secara utuh kalau misalkan ada foto dan caption. Diperhatikan baik-baik fotonya, dibaca sampai abis captionnya. Terkadang banyak dari kita itu baru lihat fotonya langsung berasumsi,” ujarnya saat acara Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 di wilayah Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Rabu (7/7/2021).
Semakin lama, konten semakin menarik seperti di media sosial TikTok yang memang mayoritas penggunanya menggerakan badan mereka. Menari, joget atau sekadar bergoyang. Jangan teralihkan pada gerak namun beberapa content creator di TikTok memasukan sebuah pesan di dalamnya.
Dalam memahami konten kita harus tahu tujuan konten tersebut dibuat. Apakah ini kontan memang hanya hiburan atau ajang menyampaikan gagasan bahkan sebagai salah satu cara strategi marketing.
Setelah memahami konten lantas kita dapat bekomentar. Aprida mengingatkan, ‘Jempolmu Harimaumu’, jempol kita harus diarahkan untuk memberi komentar positif. “Mengapa susah untuk memberi dukungan atau ucapan selamat atas konten keren yang sedang kita saksikan. Atau juga komentar empati untuk postingan yang kurang menggembirakan,” sebutnya.
Jangan sampai jempol kita malah berkomentar suka-suka yang ternyata berpotensi melakukan tindakan kriminal seperti pencemaran nama baik, ujaran kebencian atau malah menyebarkan hoaks.
Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (KemenKomInfo) bersama Siberkreasi. Webinar wilayah Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Rabu (7/7/2021) ini juga menghadirkan pembicara Ria Ariyanie (Praktisi Public Relation), Romzy Ahmad (Wakil Ketua Gerakan Nasional Literasi Digital 2021), Aidil Wicaksono (Managing Director Kaizen Room), dan Putri Yulianti sebagai Key Opinion Leader.
Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital melibatkan 110 lembaga dan komunitas sebagai agen pendidik Literasi Digital. Kegiatan ini diadakan secara virtual berbasis webinar di 34 Provinsi Indonesia dan 514 Kabupaten.
Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024. Berlandaskan 4 pilar utama, Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.