Kemampuan individu dalam mengenali, mempolakan, menerapkan, menganalisis, dan meningkatkan tingkat keamanan digital di kehidupan sehari-hari disebut sebagai digital safety. Salah satu bagian dari digital safety ialah mewaspadai penipuan digital.
Berdasarkan data Kepolisian Republik Indonesia, sebanyak 28,7 persen kejahatan siber diakibatkan oleh penipuan online. Sejak 2016 hingga 2020, total laporan kejahatan siber mencapai 7.047 kasus.
“Penipuan online itu marak terjadi biasanya di platform media sosial. Modus daripada kejahatannya pun berbeda-beda, mulai dari rekayasa sosial hingga membatasi komentar pada unggahan terkait,” tutur Atib Taufik Ibnu Bahrum, Ketua MGMP Kota Depok dalam Webinar Literasi Digital di Kota Banjar, Jawa Barat, Kamis (2/12/2021).
Modus penipuan digital di antaranya, mengatasnamakan bank, penipuan via SMS, telepon, atay online shop. Kemudian, modus penipuan via email hingga pengambil alihan akun. Jenis dan bentuk penipuan digital pun beragam, seperti scam, spam, dan phising.
- Scam
Segala bentuk tindakan yang direncanakan pelaku. Bertujuan untuk mendapatkan uang dengan cara menipu atau mengakali orang lain.
- Spam
Spam merupakan pesan yang dikirimkan dengan jumlah banyak secara terus menerus. Spam penipuan banyak mengandung informasi tidak penting, pengiriman spam umumnya ditujukan untuk berbagai promosi dan marketing perusahaan atau brand.
- Phising
Phising adalah sebuah kegiatan untuk memancing korban yang dilakukan oleh sejumlah oknum. Kebanyakan jenis penipuan phising mengincar data pribadi serta data finansial korban.
“Kejahatan muncul bukan karena ada niat pelaku, tetapi karena adanya kesempatan dan kelalaian kita,” ungkapnya.
Setelah mengetahui ketiga hal tersebut, kita harus lebih waspada terhadap penipuan. Gunakan data pribadi bukan wifi publik, jaga keamanan informasi pribadi dan hindari oversharing, berhati-hati ketika melakukan transaksi online, jangan akses situs tidak aman, serta jaga selalu akun kita menggunakan password yang kuat.
Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) bersama Siberkreasi. Webinar wilayah Kota Banjar, Jawa Barat, Kamis (2/12/2021) juga menghadirkan pembicara, Lucia Palupi (Digital Content Music Producer), Gugie Akbar NH (Guru PJOK SMAN 16 Garut), Sofian Munawar (Pendiri Ruang Baca Komunitas), dan Maichel Kainama (Key Opinion Leader).
Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital merupakan rangkaian panjang kegiatan webinar di seluruh penjuru Indonesia. Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 Provinsi dan 514 Kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.