Visi pembangunan poros maritim Indonesia ke depan lebih menekankan pada arus baru ekonomi Indonesia. Arus Baru Ekonomi Indonesia memberikan harapan dan mengembalikan semangat untuk membangun maritim dengan memanfaatkan potensi sumberdaya alam kelautan dan perikanan untuk kesejahteraan masyarakat
Hal itu diungkapkan Wakil Presiden RI terpilih Ma’aruf Amin pada Silaturahmi Nasional Komunitas Maritim Indonesia (KOMARI), di Grand Sahid Jaya Hotel, beberapa waktu lalu.
“Yang dilakukan Presiden Jokowi dengan Nawa Cita-nya merupakan Arus Baru Indonesia. Ini diwujudkan oleh beliau dengan memaksimalkan manfaat terhadap sumberdaya alam di seluruh Indonesia dimana sektor Industri menjadi penggerak utama ekonomi Indonesia,” imbuhnya.
Ma’aruf menambahkan, arus baru ekonomi yang disertai dengan arus budaya dan pendidikan harus bisa mewujudkan Kedaulatan Ekonomi, Kedaulatan Pangan, Kedaulatan UMK Kedaulatan Sumberdaya dan Kedaulatan Industri yang didampingi oeh Pendidikan Modern dan Pluralisme.
“Sebagai salah satu elemen bangsa di bidang maritime, KOMMARI harus bisa memahami apa itu arus baru ekonomi, kemudian berperan dalam mewujudkannya secara Mandiri dengan tidak bergantung pada pihak lain, apalagi pemerintah,” kata Ma’aruf.
Ma’aruf mengatakan, KOMMARI harus menjadi suatu organisasi mandiri yang berwujud sebagai suatu lembaga non pemerintah, tetapi harus bisa menjadi mitra pemerintah.
“Untuk itu KOMMARI harus melakukan kajian di bidang permodelan bisnis yang di sektor kemaritiman bisa dilaksanakan oleh masyarakat bawah yang bersinergi dengan industr, serta mampu melakukan Kemitraan dengan semua pihak sehingga bisa menjadi mediator antara akademisi, bisnis, pemerintah dan media dengan Masyarakat bawah sehingga bisa melaksanakan arus baru ekonomi kerakyatan untuk mewujudkan kesejahteraannya,” jelasnya.
Lanjut Ma’aruf, dengan arus baru ekonomi Indonesia yang ingin lebih digiatkan, Indonesia harus mampu menyeimbangkan kekuatan antara konglomerasi dengan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) dengan filosofi “Menguatkan yang lemah tanpa melemahkan yang kuat”.
Untuk itu, tambahnya, hambatan infrastruktur ke daerah pinggiran yang merupakan sentra produksi untuk lima tahun ke depan harus dihilangkan, kendala sumberdaya manusia yang kental dengan akademik mau dirubah ke vocasional , supaya menjadi pelaku arus baru ekonomi dari pinggiran.
“Untuk itu saya berpesan kepada KOMMARI yang didominasi Generasi Muda harus bisa berkontribusi secara nyata , jangan hanya jadi penonton. Mulailah dari kecil melaksanakan Bisnis model dengan Kolaborasi dengan Pesantren – Pesantren supaya mereka mempunyai pendapatan yang tetap untuk mengasuh para santrinya, begitupun para santrinya harus bisa menjadi Startup Bisnis Kemaritiman yang berkelanjutan dan membangun pondasi ekonomi yang kuat bagi Indonesia,” katanya.
Ketua Umum KOMMARI, Henry Sutiyoso, menambahkan KOMMARI disusun dengan sebuah kesepakatan yang berlandaskan pada kekuatan “Arus Baru Ekonomi Indonesia”, untuk secara aktif terlibat dalam berbagai persoalan yang menghimpit pada sektor Kemaritiman.
“Secara filosofis, KOMMARI menyadari perannya untuk berpihak kepada kepentingan masyarakat dan industri, serta sebagai mitra pemerintah untuk memuluskan dalam memaksimalkan pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya kemaritiman demi kesejahteraan Indonesia,” katanya.
Lanjut Henry, apa yang dipesankan oleh Wakil Presiden Ma’aruf Amin akan menjadi perhatian utama bagi KOMMARI dalam menjalankan perannya dalam mewujudkan Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia.