Penggunaan teknologi digital secara massif membentuk budaya digital. Saat ini pengguna internet di Indonesia sudah mencapai 202,6 juta jiwa dengan 170 juta yang telah aktif di media sosial. Namun, dengan gencarnya teknologi dan internet sebagai bagian hidup manusia modern, terdapat ancaman pencurian data pribadi maupun kejahatan siber melalui internet.
Setidaknya terdapat empat hal yang bisa mengancam keamanan data pribadi seseorang di internet. Pertama, data pribadi bisa digunakan untuk kriminal, yaitu data korban digunakan pelaku untuk melakukan aktivitas kriminal misalnya penyelundupan narkoba, aksi teror, alibi pembunuhan dan lainnya. Kedua dat pribadi yang dicuri juga bisa disalahgunakan untuk penyamaran, yaitu data korban digunakan pelaku sebagai identitas barunya misalnya imigran gelap, mata-mata, hingga pencemaran nama baik.
āDi sisi finansial data pribadi yang dicuri juga bisa digunakan pelaku untuk menguras keuangan korban atau relasi korban. Contohnya pencurian kartu kredit, mengambil kredit, penipuan, maupun pemerasan,ā kata Eko Ariesta, Founder & CEO Enterpro.id saat webinar Literasi Digital wilayah Kabupaten Kuningan, Jawa Barat I, pada Rabu (18/8/2021).
Selanjutnya di sisi medis data pribadi seseorang juga bisa digunakan untuk kebutuhan medis, misalnya pemalsuan hasil laboratorium dan ketergantungan akan obat-obat tertentu. Untuk menghindarinya hal yang bisa kita lakukan adalah melindungi apa yang ada di dalam genggaman. Misalnya data pribadi yang berula dokumen tidak penting yang sudah tidak digunakan maka sebaiknya dihancurkan.
Sementara di dunia online untuk melindungi data pribadi gunakan password dengan kombinasi angka dan huruf besar kecil sert simbol. Kemudian kode OTP merupakan kunci, sehingga jangan sembarangan untuk memberikannya. Selain itu bijaklah saat menggunakan media sosial dan saat akan menjual handphone jangan lupa untuk factory reset agar semua data Anda hilang dan tidak disalahgunakan orang tak dikenal.
āSaat browsing menggunakan komputer umum gunakan private browsing atau incognito mode dan selalu log out. Kalau mau membeli device baru maka carilah yang ada keamanan finger print-nya atau biometriknya,ā kata Eko lagi.
Webinar Literasi Digital untuk wilayah Kabupaten Kuningan, Jawa Barat I merupakan bagian dari sosialisasi Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika bekerja sama dengan Siberkreasi. Di webinar kali ini hadir pula nara sumber lainnya yaitu Cyntia Jasmine, Founder GIFU, Henry V Herlambang ,CMO Kadobox, dan Taupik Hidayat, Kabid UMKM Ekraf & Pariwisata Karang Taruna Kabupaten Kuningan.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 provinsi dan 514 kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.