Ada apa dengan data? Menurut Fenner tahun 2002, orang yang berhasil atau bisnis yang berhasil adalah orang yang menguasai dan mengendalikan informasi. Informasi di sini maksudnya data yang penting dan berguna untuk seseorang.
Rinda Cahyana, dosen Institut Teknologi Garut mengatakan siapa yang mampu mengendalikan data dia akan sukses. Oleh karena itu perlu sekali orang zaman sekarang ini penting untuk dapat mengelola atau mengorganisasikan datanya. Memilah-milah data umum yang boleh dikonsumsi publik. Ada juga data yang sifatnya hanya boleh diakses oleh komunitas sendiri yang tingkat keamanannya.
“Ada juga level paling tinggi adalah namanya high untuk orang tertentu contoh misalnya data blacklist. Berisi catatan siapa yang melakukan dan perlu diberi sanksi apa. Ini biasanya hanya diketahui oleh para atasan. Jadi data sensitif seperti ini memang harus dijaga dengan baik sampai hubungkan file itu dengan alarm itukah pendekatan proteksi data yang diterapkan di perbankan saat itu,” jelasnya saat menjadi pembicara dalam webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 di wilayah Kabupaten Garut, Jawa Barat, Rabu (29/9/2021) pagi.
Kemudian untuk proteksi diri, mengamankan jiwa dan raga juga bagian dari keamanan digital. Untuk raga, jika kita berada dalam posisi yang sama di waktu yang lama. Jangan lupa untuk tetap membuat fungsi tubuh atau organ rileks. Terlalu dekat dengan perangkat atau sering mengaksesnya bisa mempengaruhi otot mata.
“Aspek jiwa ini penting sekali untuk diperhatikan jadi di dalam dunia digital kita harus memahami bahwa pikiran kita itu otonom. Tidak ada siapapun yang bisa mengatur pikiran kita harus seperti apa. Bahkan kita melamun saja sekarang tidak bisa mencegah,” tuturnya.
Perbuatan juga merupakan hal otonom. Jadi apa yang kita pikirkan dan yang mau kita lakukan kan itu otonom.Ā Sehingga akhirnya perbuatan kita akan dimintai pertanggungjawaban. Begitu juga dengan apa yang ada dalam pikiran kita. Jadi ada konsekuensi di antara perbuatan yang berelasi dengan pikiran sehingga harus benar-benar dijaga.
Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bersama Siberkreasi. Webinar wilayah Kabupaten Garut, Jawa Barat, Rabu (29/9/2021) pagi juga menghadirkan pembicara Billy Kwanda (Digital Marketing Specialist), Chairi Ibrahim (CEO TMP Event), Rabindra Soewardana (Director Radio Oz Bali), dan Almira Vania sebagai Key Opinion Leader.
Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital melibatkan 110 lembaga dan komunitas sebagai agen pendidik Literasi Digital. Kegiatan ini diadakan secara virtual berbasis webinar di 34 Provinsi Indonesia dan 514 Kabupaten.
Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024. Berlandaskan 4 pilar utama, Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.