Selama pandemi covid-19 kurang lebih 1,5 tahun lamanya, kita telah merasakan pergeseran digitalisasi yang sangat terasa. Di mana seluruh aktivitas kita dialihkan secara virtual atau online. Baik dari sekolah, bekerja, mengakses layanan kesehatan, belanja, pameran, hingga cara promosi produk.
Di Indonesia sendiri, terjadi perubahan yang sangat besar untuk konsumen digital. Banyak konsumen-konsumen baru yang berubah ke digital. Menurut data yang dihimpun oleh Google, konsumen digital baru tersebut sebanyak 37 persen. Bahkan, semenjak pandemi durasi penggunaan gadget meningkat menjadi rata-rata 4,7 jam per hari. Di industri ekonomi Indonesia, potensi digital kedepannya bisa tumbuh menjadi USD 133 juta.
“Sudah tidak bisa dipungkiri lagi bahwa kita harus beradaptasi dan belajar hal baru untuk menerima tantangan digitalisasi ini dengan mempersiapkan digital skills sebagai sebuah peluang baru,” ujar Dee Rahma, Digital Marketing Strategist dalam Webinar Literasi Digital wilayah Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, Kamis (28/10/2021).
Dalam penjelasan Dee, dari sisi ketersediaan supply talent digital masih banyak kesenjangan keterampilan yang cukup tajam. Hal ini menyebabkan adanya peningkatan kebutuhan talent dengan digital skills secara masif di industri era digitalisasi. Ketika kita sudah mengetahui peluangnya, kita bisa memperbarui diri kita dengan digital skills.
Dalam piramida tingkatan digital skills, terdapat tiga tahap. Pertama, basic digital skills yang memerlukan kita untuk memahami apa itu literasi digital yang didalamnya ada kemampuan kreatif, kritis, problem solving, memahami etika, sosial budaya, dan keamanan digital. Kedua, functional skills yaitu mahir menggunakan berbagai perangkat digital, kolaborasi virtual, dan aplikasi lainnya. Ketiga, specialist digital skills yakni kita mengerti dan menguasai digital marketing, artificial intellegence, machine learning, big data, hingga cyber security.
“Sekarang ini digital skills tidak lagi menjadi opsi, namun skillset yang wajib dikuasai. Karena menjadi kebutuhan mendesak di industri juga agar kita tidak hanya beradaptasi tetapi juga memanfaatkan peluang baru,” ungkapnya.
Di samping itu, perubahan digital ini terjadi sangat masif. Mungkin saja ilmu yang kita pelajari saat ini tidak begitu relevan lagi di beberapa tahun mendatang. Karena itu, penting bagi kita untuk selalu terbuka dan mau mempelajari hal-hal baru. Selain itu, di masa depan nanti akan muncul tren-tren pekerjaan dan bisnis baru di masa pandemi. Apabila kita terlambat untuk beradaptasi, kita bisa kalah dalam berkompetisi di ruang digital ini.
Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) bersama Siberkreasi. Webinar wilayah Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, Kamis (28/10/2021) juga menghadirkan pembicara, Andry Hamida (Head of Creative Brand Hello Monday Morning), Iman Darmawan (Founder IMan KoMunika), Mona Ratuliu (Founder ParenTHINK), dan Randi Rinaldi (Key Opinion Leader).
Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital merupakan rangkaian panjang kegiatan webinar di seluruh penjuru Indonesia. Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 Provinsi dan 514 Kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.