Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif kembali mengadakan program “Modest Fashion Founders Fund 2021 (ModestFFFUND)” yang akan memberikan pendampingan brand modest fashion (busana muslim) dalam mengembangkan bisnis, termasuk peningkatan kapasitas dan akses permodalan.
Program ini akan memilih 20 brand modest fashion terbaik untuk mengikuti creative workshop dengan mentor dari dalam dan luar negeri, serta berkesempatan mendapatkan pembiayaan/permodalan melalui pitching kepada lembaga pendanaan dan investor.
Deputi Bidang Industri dan Investasi Kemenparekraf/Baparekraf, Fadjar Hutomo, dalam keterangannya terkait peluncuran “Modest Fashion Founders Fund (ModestFFFUND) 2021″, Selasa (23/2/2021), menjelaskan, program yang pertama kali dilaksanakan pada 2019 ini meliputi kegiatan capital accelerator dan capacity building bagi para founder brand Modest Fashion.
āModest fashion adalah salah satu subsektor ekonomi kreatif yang selama ini berkontribusi besar pada perekonomian. Kami memahami bahwa dengan adanya pandemi, brand-brand sangat membutuhkan dukungan dari berbagai sisi. Melalui program ini, Direktorat Akses Pembiayaan Deputi Bidang Industri dan Investasi Kemenparekraf berusaha mendukung dari sisi akses pembiayaan dan investasi,” ujar Fadjar Hutomo.
Direktur Akses Pembiayaan Kemenparekraf/Baparekraf, Hanifah Makarim, menjelaskan, program ini membantu menyiapkan founder brand modest fashion untuk siap dilirik oleh investor potensial atau lembaga pendanaan. Melalui kegiatan ini pelaku/desainer modest fashion diharapkan mendapat pengetahuan yang lebih baik dalam mengelola usaha kreatifnya. Lebih jauh, dapat mendukung terwujudnya Indonesia sebagai pusat modest fashion dunia.
Pada 2019, ModestFFFUND telah melahirkan Top 20 yang terdiri dari brand modest fashion yang kuat secara bisnis. Diantaranya Dresssofia, Swimsweets, WGB, Monika Jufry, Meeta Fauzan, Nonns, WAD Studio, Hannie Hananto, dan masih banyak lagi.
“Kita ingin melahirkan lebih banyak brand modest fashion yang kuat secara bisnis dan finansial. Penyelenggaraan program ini akan melibatkan berbagai mentor dari fesyen, keuangan, digital marketing hingga perbankan syariah dan venture capital,ā jelas Hanifah Makarim.
Literasi keuangan, dikatakan Hanifah, menjadi salah satu hal yang harus dipahami oleh para pelaku usaha untuk dapat mengembangkan bisnis ke depan. Seperti manajemen uang perusahaan, termasuk pencatatan keuangan yang harus terdata dengan baik.
Masih banyak pelaku usaha, terutama mereka yang baru terjun ke dunia ini, yang masih mencampur antara keuangan perusahaan dengan keuangan pribadi. Padahal pencatatan keuangan menjadi salah satu faktor penting yang dilihat dalam akses permodalan.
“Tapi bukan hanya itu, masih banyak topik lain yang akan kita berikan seperti branding, bisnis itu sendiri. Jadi kita mau memberikan secara holistik. Tujuannya adalah terciptanya brand modest fashion yang tangguh, tidak hanya leading di Indonesia tapi juga bisa ekspor. Untuk sampai sana brand butuh banyak persiapan, maka kami melibatkan para ahli di bidangnya,” kata Hanifah.
Franka Soeria menambahkan, ketertarikannya untuk terlibat karena program ini fokus terhadap fesyen, terutama busana muslim sebagai bisnis dan penggerak ekonomi. Berbeda dengan banyak program yang justru menitikberatkan pada desain. Ketika satu brand ingin meningkatkan kapasitas dengan mencoba koneksi ke sektor finansial, harus dipastikan kesehatan usaha mereka dan pengetahuan dari hulu ke hilir terkait ekosistem bisnis.
“Fokus kami adalah fesyen sebagai bisnis dan penggerak ekonomi. Karena itu, kami membuka kesempatan seluas-luasnya bagi semua founder modest fashion baik yang senior, masih baru, brand online, maupun pengusaha modest fashion tanpa pandang bulu. Meski begitu mereka harus memiliki dasar yang serius dalam berusaha, telah memiliki perusahaan minimal satu tahun, memiliki laporan keuangan dan aspek kelegalan lain yang sudah selayaknya dimiliki sebuah bisnis,ā kata Franka Soeria.
Founder & CEO ElCorps, Elidawati Ali Oemar, mengatakan, permodalan memang menjadi tantangan terbesar bagi pelaku usaha, terutama UMKM ketika ingin meningkatkan kapasitas. Karenanya peningkatan pemahaman melalui ModestFFFUND 2021 sangat penting untuk bisa diikuti para pelaku usaha.
“Selain itu bagaimana seorang entrepreneur bisa menyelaraskan antara kreativitas dengan bisnis. Ini penting karena sebagai orang fashion, mereka tentu akan selalu berkreasi. Tapi bagaimana kreasi tersebut bisa diterima secara bisnis, secara pasar. Untuk itu perlu disupport dengan kelengkapan organisasi yang baik dan pendampingan dari profesional seperti acara ini,” kata Elidawati.
Sementara Micro Banking Group Head Bank Syariah Indonesia, Mohammad Isnaeni, mengatakan pihaknya mendukung program ini dan siap memberikan akses permodalan. Modest fashion merupakan salah satu industri yang paling menjanjikan. Banyak brand busana muslim yang butuh dukungan dan sangat layak akan pendanaan.
“Mungkin mereka kekurangan akses selama ini. Karena itu, lewat acara ini kita berharap dapat menemukan hidden gem, menemukan brand yang siap kami dukung,” kata Isnaeni.
Tahapan “ModestFFFUND 2021” dimulai dengan pendaftaran secara daring mulai 23 Februari hingga 13 Maret 2021. Selanjutnya diikuti dengan tahapan seleksi Top 100, Penjurian pemilihan Top 20, Penyelenggaraan Creative Workshop, Mentoring Pitching, Pitching, Final Fashion Show, Bazaar Online di Marketplace, dan Mentoring Pasca-Event.