Jakarta, Vakansi – Kementerian Ekonomi Kreatif/Badan Ekonomi Kreatif Indonesia (Kemenekraf/Bekraf) mengadakan pertemuan dengan AGATE Indonesia (Asosiasi Gim Animasi Teknologi dan Edukasi Indonesia) pada Rabu, 5 Maret 2025 di Menara Merdeka, Jakarta. Pertemuan ini bertujuan untuk membahas pengembangan industri gim lokal serta mencari solusi atas tantangan yang dihadapi para pelaku industri kreatif di tanah air.
Menteri Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Ekonomi Kreatif (Menekraf/Kabekraf), Teuku Riefky Harsya, menegaskan pentingnya komunikasi yang intensif antara pemerintah dan industri guna mempercepat perkembangan sektor gim di Indonesia. Karena industri gim merupakan salah satu prioritas utama Kemenekraf/Bekraf, yang saat ini mengelola 17 subsektor ekonomi kreatif.
“Kami akan dorong revisi Peraturan Presiden untuk mendukung industri gim nasional. Kemenekraf/Bekraf berkomitmen untuk menyiapkan regulasi yang lebih jelas, terutama yang berkaitan dengan aspek finansial dan ekosistem industri gim di Indonesia,” ujar Menekraf Riefky.
Wakil Menteri Ekonomi Kreatif/Wakil Kepala Badan Ekonomi Kreatif (Wamenekraf/Wakabekraf), Irene Umar, mengungkapkan bahwa langkah awal yang perlu dilakukan adalah pengumpulan data yang lebih baik mengenai industri gim di Indonesia. Salah satu fokus penting adalah pemetaan industri gim nasional, termasuk dalam klasifikasi usaha dalam Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI).
“Kami melihat pengembang gim Indonesia masih menghadapi tantangan besar, seperti kurangnya tenaga ahli dan rendahnya kesadaran masyarakat terhadap produk gim lokal. Oleh karena itu, kami akan menyusun white paper untuk mendukung perkembangan industri gim nasional,” terang Wamenekraf Irene.
Sebagai bagian dari langkah konkret untuk mendukung pengembang gim lokal, Kemenekraf/Bekraf juga tengah bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk mengadakan berbagai program yang melibatkan pengembang gim lokal. Program ini bertujuan untuk meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap produk gim buatan anak bangsa dan mendorong pertumbuhan sektor ini.
Shieny Aprilia, Co-founder & CEO Agate, menyampaikan apresiasi terhadap keterbukaan Kemenekraf/Bekraf dalam mendukung pengembangan industri gim di Indonesia. Shieny juga menyoroti tantangan utama yang dihadapi oleh perusahaan gim lokal, terutama dalam hal keterbatasan modal.
“Perusahaan gim lokal kesulitan berkembang karena minim pendanaan. Kami berharap pemerintah bisa menyediakan lebih banyak opsi pendanaan dan insentif, serta menarik investasi asing untuk industri gim Indonesia,” ujar Shieny.
Selain itu, Shieny juga menekankan perlunya menarik lebih banyak investasi asing untuk mengembangkan industri gim lokal, mengingat pasar di Indonesia yang sangat besar. Ia berharap inisiatif pemerintah dapat mendukung industri gim Indonesia untuk bersaing di kancah global.
Pertemuan ini menunjukkan keseriusan Kemenekraf/Bekraf dalam mendukung pengembangan industri gim di Indonesia, dengan tujuan menjadikan sektor ini sebagai salah satu pilar ekonomi kreatif yang dapat membawa dampak positif terhadap perekonomian negara.
Industri gim lokal memiliki potensi besar untuk berkembang, dan dengan kebijakan yang tepat, dukungan regulasi, serta kerjasama antara pemerintah dan pelaku industri, diharapkan dapat menciptakan ekosistem yang mendukung pertumbuhan sektor ini di masa depan.