Jakarta, Vakansi – Kenaikan tarif naik ke Candi Borobudur ditunda dan akan dikaji bersama dengan pihak terkait yakni Taman Wisata Candi Borobudur, Balai Konservasi Borobudur, para ahli, tokoh masyarakat, tokoh agama, hingga pelaku UMKM.
Hal itu disampaikan, Sandiaga salahudin Uno, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/Kabparekraf) dalam Weekly Press Briefing, yang digelar secara hybrid, di Gedung Sapta Pesona, Jakarta Pusat.\
“Hal ini dilakukan agar keputusan yang diambil nantinya berpihak kepada upaya konservasi, penjagaan kelangsungan dan juga kelestarian dari Candi Borobudur, serta berpihak kepada rakyat khususnya pada ekonominya yang baru mulai menggeliat di sekitar kawasan Borobudur,” kata Menparekraf Sandiaga, seperti dalam keterangan tertulis yang diterima vakansi.
Pemerintah memang telah sepakat untuk mengkaji kembali rencana penerapan kenaikan harga tiket masuk ke area stupa Candi Borobudur yang merupakan situs bersejarah bangsa Indonesia.
Saat ini kondisi permukaan Candi Borobudur dilaporkan semakin turun. Hal ini disebabkan karena Candi Borobudur menahan beban ratusan ribu pengunjung yang naik ke area stupa dalam setiap harinya. Diketahui jumlah caring capacity atau daya dukung dari Candi Borobudur hanya 1.200 orang.
“Untuk Borobudur yakinlah pemerintah akan berpihak kepada rakyat, juga akan memastikan kelestarian dan juga konservasi dan masa depan dari Candi Borobudur itu sendiri. Saya yakin anak cucu kita menginginkan hal yang sama dan untuk itu kita perlu bergandengan tangan,” ujar Menparekraf.
Menparekraf Sandiaga menjelaskan Kemenparekraf/Baparekraf akan terus menyiapkan berbagai langkah dengan pihak terkait seperti dunia usaha untuk menghadirkan travel pattern atau pola kegiatan, termasuk juga mengundang investasi di bidang augmented dan virtual reality yang bisa memberikan kesempatan kepada masyarakat yang tidak naik ke atas area stupa Candi Borobudur, untuk bisa duduk di pelataran dan merasakan sensasi membaca relief-relief dari Candi Borobudur.
Dalam rangka mewujudkan program ekowisata atau green tourism di Indonesia, serta menjaga kelestarian dan keberlanjutan lingkungan di dalam kawasan Candi Borobudur, Kemenparekraf telah meresmikan layanan kendaraan listrik ramah lingkungan dan stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU).
“Selain itu, program pengembangan desa wisata juga terus kita kembangkan, sehingga Borobudur ini akan tertopang oleh desa-desa wisata yang jumlahnya 24 desa wisata dan ada 20 balkondes yang harus kita lakukan pelatihan dan pendampingan agar para wisatawan juga merasakan sensasi tinggal di desa wisata yang sekarang lagi booming,” kata Menparekraf.