Kestabilan orangtua di sisi emosi, ekonomi, kesehatan dan pengetahuan akan teknologi akan memengaruhi cara pola asuh anak di masa pandemi. Setelahnya, orangtua baru bisa melihat keadaan anak yang harus lebih dicermati.
“Bagaimana pendidikan sekolah online-nya, bagaimana kehidupan sosial anak-anak kita dan bagaimana hiburannya,” kata Pipit Djatma Fundraiser Consultant & Psychososial Actvist IBU Foundation saat webinar Literasi Digital wilayah Kabupaten Bogor, Jawa Barat I, pada Senin (8/11/2021).
Sebab selama pandemi anak-anak dan para orangtua lebih banyak di rumah sehingga rentan akan terkena stres. Kesehatan mental dan fisik termasuk bagian penting dari cara orangtua melindungi anak-anaknya. Apalagi keadaan tiap anak berbeda, ada tipe anak yang ternyata tidak bisa menerima dengan baik keadaan pandemi dan kesulitan dalam sekolah online. Hingga anak remaja yang sulit memahami pelajaran selama kuliah pun bisa saja mengambil cuti agar masalah akan pembelajaran bisa diatasi.
Lebih lanjut dia mengatakan orangtua pun memiliki tantangan selama pandemi dalam pola asuh. Seperti kemudahan anak dalam mengakses internet, padahal terdapat banyak ancaman di dalamnya. Kemudian masih banyak orangtua yang ternyata gagap teknologi, hingga belum mengetahui pengaturan keamanan saat berinternet. Sebab itu orangtua perlu belajar teknologi, jangan sampai anak tidak dibimbing dalam penggunaan internet mengingat ada banyak bahaya yang mengancam di dunia maya.
Webinar Literasi Digital untuk wilayah Kabupaten Bogor, Jawa Barat I merupakan bagian dari sosialisasi Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika bekerja sama dengan Siberkreasi. Di webinar kali ini hadir pula nara sumber lainnya yaitu Klemes Rahardja, Founder The Enterpreneur Society, Roky R. Tampubolon, seorang Praktisi Hukum, Andry Hamida, Head of Creative Visual Hello Monday Morning, dan Tabitha Purba, seorang Digital Creator.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 Provinsi dan 514 Kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.