hitcounter
Monday , January 20 2025

Kawasan Pariwisata UNESCO Heritage Triangle Jawa Tengah-Yogyakarta Mendongkrak Kunjungan Wisman

Kawasan Pariwisata Borobudur dan sekitarnya adalah salah satu dari 4 (empat) Destinasi Pariwisata Super Prioritas yang akan dikembangkan oleh Pemerintah. Dalam rangka pengembangan destinasi di kawasan tersebut, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman mengadakan monitoring, evaluasi, dan sinkronisasi program dan kegiatan di kawasan Destinasi Pariwisata Nasional (DPN) Solo – Sangiran sebagai salah satu DPN dalam Kawasan Koordinatif Badan Otorita Borobudur.

Melalui Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur, Kemenko Bidang Kemaritiman mengadakan Site Visit dan Rapat Koordinasi Pengembangan Destinasi Pariwisata Nasional (DPN) Solo-Sangiran, Jawa Tengah pada (19-08-2019) di Museum Fosil Manusia Purba Sangiran, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah dipimpin oleh Asisten Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur Pelayaran, Perikanan, dan Pariwisata, Rahman Hidayat.

“Sesuai arahan dari Presiden, Menko Luhut merencanakan adanya percepatan pengembangan destinasi pariwisata. Ada 100.000 penduduk di kawasan situs Sangiran, baru 1000 orang yang dibina,” kata Rahman, seperti keterangan tertulis yang diterima vakansi.

Di tahun 1996, UNESCO mendaftarkan Sangiran sebagai Situs Warisan Dunia di Daftar Warisan Dunia sebagai Sangiran Early Man Site. Kepala Balai Pelestarian Situs Manusia Purba (BPSMP), Muhammad Hidayat mengatakan belum dapat mengembangkan secara optimal Museum Fosil Sangiran karena keterbatasan tugas dan fungsi. Museum sendiri memiliki fungsi sebagai tempat pengembangan ilmu pengetahuan, pendidikan dan pariwisata. Tanpa museum akan sulit memahami situs di Sangiran.

“Situs Sangiran merupakan lahan-lahan yang sah milik warga. BPSMP merangkul masyarakat untuk ikut serta melestarikan situs Sangiran dan dengan keberadaan situs dan museum, diharapkan dapat mengangkat kondisi perekonomian masyarakat sekitar,” kata Muhammad Hidayat.

Lanjut Muhammad Hidayat, upaya pemberdayaan masyarakat sekitar pun dilakukan oleh pemerintah setempat dengan melakukan pembinaan untuk pengelolaan homestay, pembuatan souvenir yg berkualitas dan memiliki ciri khas Sangiran, pembinaan kesenian tradisional, dan pembekalan guide lokal di Sangiran.

Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo mengatakan pengembangan destinasi pariwisata tergantung dari seberapa cepat kita melakukan akselerasi. Selain itu, dibutuhkan orang-orang dari eksternal atau masyarakat untuk dapat membantu melihat tempat pariwisata dan memberikan masukan terkait pengembangan lokasi pariwisata UNESCO HERITAGE TRIANGLE yaitu Sangiran, Gunung Sewu dan Borobudur yang diprediksikan akan cepat berkembang karena infrastrukturnya sudah tersedia dengan baik.

“Siapa pasar dari pariwisata baik untuk Borobudur maupun Sangiran? Belum ada marketing research untuk hal tersebut atau apakah yang kurang dari Borobudur?” Kata Ganjar.

Ia menambahkan, perlu untuk membandingkan pariwisata Jawa Tengah dengan di luar negeri. Negara harus mendukung untuk meningkatkan daya tarik pariwisata. “Kita membutuhkan rencana aksi cepat, harus mencari kebaruan, dan harus ada investasi,” tambah Ganjar.

Ganjar mengusulkan ide unik untuk membuat Sangiran menjadi destinasi unik, misalnya bertema kartun bertama purbakala seperti The Flinstones atau Jurassic Park. Namun, Ia mengatakan bahwa ini masih sekedar gambaran dan masih perlu dikaji dan dicari kesesuaiannya.

Dalam rapat koordinasi yang dipimpin oleh Asdep Rahman dihadiri pula perwakilan dari daerah, seperti Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, BAPPEDA Kabupaten Magelang, Pemerintah Kabupaten Sragen, dan Pemerintah Kabupaten Karanganyar.

About Pasha

Check Also

InJourney Terus Kembangkan Mandalika Jadi Kawasan Pariwisata Sport and Entertainment yang Berkelanjutan

Mandalika, Vakansi – PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero) atau InJourney melalui anak usahanya, PT Pengembangan …

Leave a Reply