Remaja putri 18 tahun, Aimee Mihardja telah mendedikasikan masa mudanya semenjak dini untuk mendukung yayasan kanker. Melalui lini fashion yang didirikannya yaitu AIM The Label, Aimee membantu Yayasan Kanker Anak Indonesia dengan menjadikan karya lukisan anak-anak penderita kanker dibawah YKAI bertransformasi menjadi produk-produk merchandise yang dapat digunakan sehari-hari yang kemudian dijual dan hasil penjualannya diberikan kembali untuk yayasan ini untuk membantu pengobatan para anak penderita kanker ini.
Kecintaan Aimee terhadap dunia fashion dan kepeduliannya yang sangat tinggi untuk membantu yayasan amal telah membuat Aimee mengkontribusikan keahliannya sepenuh hati ke berbagai proyek sosial seperti meciptakanĀ designĀ untuk syal bersama Batik Kammi dalam memperingati Bulan Kepedulian Terhadap Down Syndrome, merancang berbagai masker merah muda yang bergaya dalam rangka peringatan Bulan Kepedulian Terhadap Kanker Payudara, di mana Aimee juga terjun langsung dalam kegiatan produksi dan pemasaran, kemudian hasil penjualan disumbangkan untuk penderita kanker payudara melalui Yayasan Kanker Payudara Indonesia.
Proyek sosial yang terkini adalah di bawah dengan AIM The Label milik Aimee yang mendukung Yayasan Kanker Anak Indonesia.
Aimee kehilangan kakeknya tercinta dikarenakan kanker, pada akhir 2020 lalu. Inilah yang membuat Aimee, semakin memberikan perhatian penuh terhadap penderita kanker khususnya anak-anak. Dengan proyek sosial āSmall Hands Big DreamsāĀ yang dikerjakan bersama Yayasan Kanker Anak Indonesia, Aimee berkreasi dengan delapan hasil karya lukis dari anak-anak penderita kanker, dan menjadikannya berbagaiĀ merchandiseĀ seperti tas, kaus, sarung bantal, buku tulis, termos dan gelas.
Di beberapa bulan yang mendatang, akanada lebih banyak lagi hasil karya lukis para anak-anak yang istimewa ini, yang akan dikreasikan oleh Aimee menjadi beberapa produkĀ merchandise. Hasil keuntungan dari penjualan akan disumbangkan untuk membantu anak-anak dibawah Yayasan Kanker Anak Indonesia.
Salah satu lukisan yang dilukis oleh anak lelaki usia 12 tahun yaitu Rangga Rizky Tafanka, memiliki cerita sedih tersendiri. Rangga didiagnosis mengidap Leukemia akut sejak usia 10 tahun. Setelah menjalani lima minggu pengobatan kemoterapi, Rangga harus menghadapi masa kritis dan akhirnya meninggal dunia pada 6 Juni 2020 di RS. Kanker Dharmais, Jakarta.
Ibunda Rangga menceritakan, āRangga adalah anak yang istimewa. Kehilangan Rangga adalah cobaan terbesar bagi keluarga kami.ā
MelaluiĀ āSmall Hands Big DreamsāĀ Ibu Sallyana Sorongan, pendiri YKAI menyampaikan bahwa, āAimee and proyek sosial āSmall Hands Big Dreamsā yang dikerjakannya telah membantu para anak-anak penderita kanker, dalam segala hal.
Bukan hanya membantu dalam bentuk bantuan dana, namun Aimee juga telah menumbuhkan harapan anak-anak sehingga mereka selalu termotivasi, terus berkesplorasi dengan kreativitas mereka dan anak-anak merasa senang luar biasa dengan adanya kasih sayang dan perhatian yang diberikan. Dengan ini semua, kami berharap dapat membantu anak-anak dalam masa pengobatan mereka.ā
Aimee, menjelaskan, dalam kolaborasi antara AIM The Label dengan YKAI yang diinisiasi olehnya. Anak-anak inilah yang menjadi inspirasi saya. Dengan segala hal yang sedang mereka lalui, seberapa berat pun itu, mereka tetap tersenyum.
“Melalui kolaborasi ini, saya berharap dapat memberikan kesempatan kepada mereka atas masa depan yang cerah di depan mereka dan dapat menghibur mereka dari proses pengobatan mereka,” katanya.
Lanjut Amiee, ingin mereka melihat bahwa ada kekuatan besar di setiap hal kecil yang mereka lakukan, merasakan bahwa mereka adalah anak-anak yang luar biasa, dan betapa orang-orang menikmati lukisan mereka.
“Saya berharap dengan proyek ini, anak-anak akan terus termotivasi untuk tetap berkarya mengembangkan talenta yang telah dianugerahkan Tuhan kepada mereka, dan terus bercita-cita untuk meraih mimpi mereka,” paparnya.
Ke depannya, Aimee dan AIM The Label akan terus berkomitmen dan terus menciptakan hasil karya melalui āSmall Hands Big Dreamsā dan akan terus mendukung para anak penderita kanker untuk terus termotivasi meningkatkan kreativitas mereka, dan tetap bersemangat dalam melalui masa sulit ini.