Jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia pada Agustus 2016 menembus angka lebih dari 1 juta wisman, tepatnya 1.031.986 wisman. Jumlah kunjungan wisatawan mancanegara tersebut meningkat 13,19 persen dibandingkan Agustus 2015 yang hanya 911.704 wisman. Sebelumnya, pencapaian angka 1 juta wisman juga terjadi untuk pertama kali pada Juli 2016, yakni 1.032.741 wisman.
Data dari BPS dan Asdep Penelitian dan Pengembangan Kebijakan Kepariwisataan Deputi Bidang Pengembangan Kelembagaan Kepariwisataan Kementerian Pariwisata menunjukkan bahwa secara kumulatif jumlah kunjungan wisatawan mancanegara pada Januari hingga Agustus 2016 mencapai 7.356.310 wisman atau meningkat 8,39 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 6.786.906 wisman.
Kunjungan wisman berdasarkan asal kebangsaan pada Agustus 2016 di 19 pintu utama dibandingkan Agustus 2015 tercatat yang mengalami pertumbuhan tertinggi adalah Saudi Arabia sebesar 55,31 persen, Australia 47,52 persen, Perancis 35,93 persen, Inggris 30,91 persen, dan Jerman 27,64 persen. Sedangkan secara kumulatif dari Januari hingga Agustus 2016 yang mengalami pertumbuhan tertinggi adalah Mesir dengan 49,93 persen, diikuti Bahrain dengan 46,26 persen, India 29,19 persen, Perancis 23,78 persen, dan Cina 23,67 persen.
Arief Yahya, Menteri Pariwisata Republik Indonesia, mengatakan, pencapaian jumlah kunjungan wisatawan mancanegara hingga Agustus 2016 tersebut sesuai dengan target yang ditetapkan. âDengan pencapaian tersebut diharapkan akan berlanjut pada empat bulan berikutnya (September hingga Desember) 2016 sehingga target 12 juta wisman di akhir tahun akan terlampaui,â kata Arief Yahya.
Arief menambahkan, untuk meningkatkan kunjungan wisman secara signifikan, go digital menjadi strategi yang harus dilakukan, khususnya untuk merebut pasar wisman Cina yang menjadi fokus pasar utama dan akan memberikan kontribusi terbesar bagi Indonesia. âCina merupakan sumber wisman paling besar di dunia. Indonesia baru bisa menarik sekitar 1,2 juta wisman atau 1 persen dari seluruh outbound Cina, sedangkan Thailand sudah meraih 8 juta wisman,â kata Arief.
Untuk mengejar ketertinggalan dari Thailand, Kementerian Pariwisata menggandeng Baidu, perusahaan search engine terbesar di Cina, untuk membuat program mempromosikan destinasi wisata Indonesia. âBaidu sanggup menciptakan banyak program untuk mempromosikan destinasi wisata Indonesia dari hilir ke hulu. Mulai dari branding, advertising, sampai ke selling dan menyanggupi menaikkan kunjungan wisman Tiongkok ke Indonesia hingga 10 juta wisman pada di 2019,â ujar Arief.
Arief mengatakan, go digital menjadi tuntutan dalam merebut pasar global, terutama wisman Cina yang sebagian besar menggunakan Internet atau search engine Baidu untuk melakukan perjalanan, mulai dari mencari dan melihat-lihat informasi, kemudian memesan paket wisata yang diminati hingga membayar secara online.
âGaya hidup wisatawan dalam mencari informasi destinasi, membandingkan antar-produk, memesan paket wisata, dan berbagi informasi kini telah mereka lakukan secara digital. Dengan kata lain, kini wisman melakukan search and share menggunakan media digital,â kata Arief.