Internet menjadi bagian penting masyarakat saat ini, dipergunakan untuk mencari informasi, bekerja, kegiatan belajar, transaksi keuangan, hingga berbelanja lewat gadget pribadi. Begitu cepatnya, sebagian masyarakat yang tampak masih awam belum memanfaatkan digital ini sesuai etika.
Etika digital harus menjadi perhatian setiap pengguna internet, karena ada jejak digital yang tak bisa dihapus dan bis menjadi bumerang untuk karier maupun hubungan interpersonal dengan orang lain.
“Jangan sampai karier menjadi hilang karena perilaku di media sosial dengan komentar kasar, ujaran kebencian, dan cyberbullying,” kata Syarief Hidayatulloh, Digital Marketing Strategic Hello Morning Monday saat webinar Literasi Digital wilayah Kabupaten Bogor, Jawa Barat I, pada Senin, (8/11/2021).
Menurut survei yang dipublikasikan di situs World Economic Forum perusahaan akan memeriksa latar belakang dan identitas pribadi di sosial media pelamar. Hal tersebut beralasan sebab perekrut tidak ingin mempekerjakan pegawai yang memiliki unggahan kata-kata kasar, sering memposting hal negatif, atau berbagi informasi hoaks, karena itu bijaklah dalam bermedia sosial.
YouGov.com menyebutkan media sosial yang biasa dilakukan pengecekan oleh pemberi kerja adalah Linkedin (48%), Facebook (46%), Twitter (28%), dan Instagram (15%). Jenis postingan yang dapat membuat seseorang kehilangan pekerjaan adalah unggahan bersifat agresif atau berbahasa kasar (75%), referensi ke penggunaan narkotika (71%), pola berbahasa yang buruk (56%), mengunggah foto diri saat mabuk (47%), dan terkait pandangan aktivitas politik (29%).
Lebih lanjut Syarief mengatakan, setiap orang bisa membangun etika dan kualitas diri yang unggul di era digitalisasi. Yakni memanfaatkan media sosial yang ada untuk personal branding positif dan bermanfaat bagi lingkungan sekitar. Serta membuat jejak digital positif yang justru akan membawa pada banyak peluang di dunia digital.
Webinar Literasi Digital untuk wilayah Kabupaten Bogor, Jawa Barat I merupakan bagian dari sosialisasi Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika bekerja sama dengan Siberkreasi. Di webinar kali ini hadir pula nara sumber lainnya yaitu Dino Hamid, Ketua Asosiasi Promotor Musik Indonesia, Taufik Hidayat, Kepala UPT IT dan Dosen di Universitas Syekh Yusuf, Bianca Utoyo, Creatove Director Murni Sarana Cargotama, dan Aditya Nova, Ketua Jurusan Hotel dan Pariwisata IULI.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 Provinsi dan 514 Kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.