Jika kita sembarangan dalam menyebutkan nomor ponsel atau email, bisa jadi suatu saat kita akan sering mendapat spam. Parahnya spam itu berupa link berbahaya yang mengandung malware. Maka dibutuhkan kehati-hatian dalam menyebarkan nomor pribadi kita. Ketika memang harus menyebarkan, kita tidak sembarangan membuka link pesan dari orang yang tidak dikenal.
Begitu juga dengan KTP, jangan asal perbanyak lalu diberikan kepada orang lain. Apalagi selfie dengan KTP. Arief Zulianto, Sekprodi Magister Teknik Informatika Universitas Langlangbuana menegaskan seseorang harus teliti, kritis dan pelit dalam memberikan data pribadi. Harus bertanya keamanan pihak yang meminta data pribadi.
“Siapa yang bertanggung jawab contohnya kalau database di-hack data kita bisa diambil tersebar di mana-mana. Pihak itu harus dapat bertanggung jawab,” jelasnya saat mengisi webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 di wilayah kota Bandung, Jawa Barat, Rabu (01/12/2021) pagi.
Saat ini Indonesia masih dalam proses untuk hadir dalam menjaga data pribadi warga melalui RUU PDP. Diharapkan segera terwujud supaya kita semua lebih berhati-hati. Yang bisa kita lakukan sekarang adalah kesadaran akan pentingnya data pribadi. Sebab, jangan sampai kita menjadi korban kejahatan digital seperti pinjaman online fiktif. Pinjaman online ilegal yang dengan mudah membuat kita menjadi nasabah hanya dengan foto selfie dengan KTP. Nanti, kita akan disuruh membayar bunga yang terus berlipat.
“Kita juga dapat diteror dengan telemarketing, memang tidak membahayakan namun cukup mengganggu jika kita dihubungi secara terus menerus. Begitu juga dengan spam yang hadir di kontak kita,” jelasnya.
Masyarakat Indonesia memang perlu disadarkan soal data diri. Contohnya sering kita menemukan fotokopi kartu keluarga menjadi bungkus nasi atau fotocopy KTP sebagai bungkus gorengan. Jadi, kalau melihat banyak kejadian bocornya data diri, kita harus introspeksi, cuek saja jika melihat fotokopi data pribadi digunakan secaa umum itu. Paling tidak kita harus sobek dan buang, melindungi data pribadi orang lain.
Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bersama Siberkreasi. Webinar wilayah Kota Bandung, Jawa Barat, Rabu (01/12/2021) pagi, juga menghadirkan pembicara, Stefany Anggriani (Beauty Influencer), Reza Haryo (CFO Floaton Bahari Indonesia), Aristyo Hadikusuma (Director of Otomasi Inovasi Indonesia), dan Tanishq Zharfa sebagai Key Opinion Leader.
Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital melibatkan 110 lembaga dan komunitas sebagai agen pendidik Literasi Digital. Kegiatan ini diadakan secara virtual berbasis webinar di 34 Provinsi Indonesia dan 514 Kabupaten.
Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024. Berlandaskan 4 pilar utama, Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.