Rangkaian Program Literasi Digital “Indonesia Makin Cakap Digital” di Sulawesi, yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia dan Siberkreasi bersama Dyandra Promosindo, dilaksanakan secara virtual pada 29 Juli 2021 di Konawe, Sulawesi Tenggara. Kolaborasi ketiga lembaga ini dikhususkan pada penyelenggaraan Program Literasi Digital di wilayah Sulawesi. Adapun tema kali ini adalah “Sejahtera Lewat Dunia Digital”.
Program kali dihadiri oleh 1.144 peserta dan menghadirkan empat narasumber yang terdiri dari CEO Foodizz Rex Marindo, pendiri Tapada.id Ahmad Fadli Taufik, P.H. Kepala Kantor Perwakilan BEI Sulteng Ricky, dan dosen Fakultas Hukum Universitas Halu Oleo La Sensu. Adapun yang bertindak sebagai moderator adalah Tristania Dyah selaku jurnalis. Rangkaian Program Literasi Digital “Indonesia Makin Cakap Digital” di Sulawesi menargetkan peserta sebanyak 57.550 orang.
Acara dimulai dengan sambutan berupa video dari Presiden Republik Indonesia Joko Widodo yang menyalurkan semangat literasi digital untuk kemajuan bangsa. “Infrastruktur digital tidak berdiri sendiri. Jadi, saat jaringan internet sudah tersedia, harus diikuti dengan kesiapan-kesiapan pengguna internetnya agar manfaat positif internet dapat dioptimalkan untuk membuat masyarakat semakin cerdas dan produktif,” kata Presiden.
Pemateri pertama adalah Rex Marindo yang membawakan materi kecakapan digital dengan tema “What’s Next in F&B Industry”. Menurut dia, peluang bisnis kuliner yang berprinsip “small is the new big” memungkinkan berkembang pesat karena hanya butuh modal kecil dan siklus produksi cepat. Dengan berfokus pada model bisnis yang spesifik ditambah berbagai kelebihan lain, kita dapat memaksimalkan potensi profit dan peluang usaha di sektor ini.
Berikutnya, Ahmad Fadli menyampaikan materi etika digital berjudul “Pengetahuan Dasar dan Aturan Usaha Daring”. Ia mengatakan, beberapa hal yang harus diperhatikan dalam memulai bisnis daring, antara lain riset produk, segmentasi pasar, identitas merek, nilai-nilai perusahaan, dan kanal pemasaran.
Sebagai pemateri ketiga, Ricky membawakan tema budaya digital tentang “Mengenal Pasar Modal Indonesia”. Menurut dia, investasi penting bukan hanya untuk mencapai kemakmuran atau kekayaan di masa depan, namun juga mengantisipasi ancaman inflasi. Beberapa tips berinvestasi, antara lain memahami tujuannya, profil risiko, pelajari alternatifnya, sesuaikan dengan kemampuan, tentukan strategi, dan bila perlu memanfaatkan jasa profesional.
Adapun La Sensu, sebagai pemateri terakhir, menyampaikan tema keamanan digital mengenai “Perlindungan Hukum Hak Cipta”. Ia mengatakan, umumnya pelanggaran hak cipta didorong untuk mencari keuntungan finansial secara cepat dengan melanggar hukum. Pelanggaran ini dapat dipidanakan karena tak hanya merugikan pemegang hak cipta namun juga menghancurkan ekosistem industri maupun usaha.
Setelah pemaparan materi oleh semua narasumber, kegiatan tersebut dilanjutkan dengan sesi tanya jawab yang dipandu moderator. Salah satu pertanyaan menarik yang dikemukakan peserta adalah tentang bagaimana menyiasati bisnis kuliner di tengah pembatasan sosial pandemi. Narasumber menjelaskan bahwa bisnis kuliner bisa dijalankan dengan menerapkan protokol kesehatan. Dimulai dari afiliasi dulu tanpa perlu punya produk sendiri, sistem pre-order, promosi digital, pesan antar, dan semacamnya.
Program Literasi Digital mendapat apresiasi dan dukungan dari banyak pihak karena menyajikan konten dan informasi yang baru, unik, dan mengedukasi para peserta. Kegiatan ini disambut positif oleh masyarakat Sulawesi.
Program Literasi Digital “Indonesia Makin Cakap Digital” di Sulawesi akan diselenggarakan secara virtual mulai dari Mei 2021 hingga Desember 2021 dengan berbagai konten menarik dan materi yang informatif yang disampaikan narasumber terpercaya. Bagi masyarakat yang ingin mengikuti sesi webinar selanjutnya, informasi bisa diakses melalui https://www.siberkreasi.id/ dan akun sosial media @Kemenkominfo dan @siberkreasi, serta @siberkreasisulawesi khusus untuk wilayah Sulawesi.