Jakarta, Vakansi – Bagi orang-orang yang memiliki alergi, kondisi ini biasanya dipicu oleh makanan, debu, suhu dingin, bahan kimia, dan lain-lain. Namun pada beberapa kasus, terdapat orang-orang yang mengalami alergi sperma. Meski langka terjadi, kasus ini biasa dialami oleh wanita yang menginjak usia 30-an.
Menurut keterangan tertulis yang diterima vakansi dari bocah Indonesia, normalnya, air mani mengandung sel-sel sperma, enzim, serta nutrisi yang diperlukan sperma. Bagi wanita yang memiliki alergi terhadap sperma, kondisi ini terjadi akibat reaksi imun tubuh terhadap protein yang terdapat di dalam sperma. Reaksi alergi ini biasanya terjadi pasca melakukan kontak dengan sperma dan bisa bertahan hingga beberapa hari. Jika Anda mengalami reaksi yang parah seperti sesak napas maka harus segera diatasi dengan pemeriksaan ke dokter agar lekas mendapat penanganan yang tepat.
Kondisi alergi sperma terjadi pada wanita yang baru pertama kali melakukan hubungan seksual. Namun, kondisi ini juga bisa terjadi pada wanita yang aktif berhubungan seksual dengan pasangan yang berbeda-beda. Meski tidak mengganggu kondisi kesuburan namun kondisi ini dapat mengganggu aktivitas pasangan suami istri terutama bagi mereka yang menantikan kehadiran buah hati. Salah satu cara terbaik mengatasinya adalah melakukan pengobatan. Ada dua pengobatan yang dapat dilakukan yaitu
Desensitisasi
Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi alergi sperma adalah desensitisasi. Terapi desensitisasi adalah proses terapi yang dilakukan untuk mengurangi reaksi sistem imun terhadap alergen.
Cara kerja terapi ini, dokter akan mengoleskan air mani pada vagina setiap 20 menit. Kemudian secara bertahap jumlahnya akan ditambahkan hingga air mani dapat ditoleransi. Tahap selanjutnya, setelah melakukan desensitisasi, pasangan suami istri akan diminta melakukan hubungan seksual setiap 48 jam.
Penggunaan obat
Cara pengobatan lainnya yang bisa dilakukan adalah mengonsumsi obat-obatan. Mengonsumsi obat alergi dapat mengatasi gejala dan mencegah kekambuhan alergi tersebut. Dokter akan menyarankan untuk mengonsumsi obat antihistamin 30 – 60 menit sebelum melakukan hubungan seksual. Namun, Anda harus melakukan konsultasi terlebih dahulu mengenai konsumsi obat tersebut.