Jakarta, Vakansi – Bayi tabung atau in vitro fertilization adalah proses pembuahan sel telur dan sperma yang dilakukan di luar tubuh atau laboratorium. Proses pembuahan terjadi ketika sperma yang telah diambil dari Ayah akan disuntikkan ke sel telur yang telah diambil oleh Bunda.
Menurut keterangan tertulis yang diterima Vakansio dari Bocah Indonesia, Proses ini dilakukan di laboratorium khusus. Selanjutnya, sel telur yang berhasil dibuahi akan menjadi embrio. Perkembangan embrio akan dipantau hingga hari kelima. Jika embrio dinyatakan matang maka akan ditransfer ke dalam rahim Bunda.
Meski memiliki kesempatan berhasil yang cukup tinggi, ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan program bayi tabung Anda gagal, yakni usia sel telur, respons tubuh Bunda, kualitas embrio kurang baik, kelainan kromosom pada embrio, gaya hidup yang tidak sehat, serta disfungsi implantasi.
- Usia sel telur
Salah satu penyebab gagalnya bayi tabung adalah usia sel telur. Usia sel telur bergantung pada usia Bunda yang menjadi faktor kualitas dan kuantitas. Sel telur Bunda akan menurun kualitasnya ketika menginjak usia 35 tahun. Kondisi ini tentu mempengaruhi peluang kehamilan Bunda.
- Respons tubuh
Program bayi tabung juga harus selaras dengan respons tubuh Bunda. Jika respons tubuh tidak sejalan selama menjalani siklus program bayi tabung maka kemungkinan kegagalan pun bisa terjadi.
- Kualitas Embrio Kurang Baik
Kualitas embrio sangat mempengaruhi keberhasilan bayi tabung. Kualitas embrio yang baik tentu memiliki peluang keberhasilan yang tinggi. Terkadang embrio tidak dapat ditanam kembali ke dalam rahim karena embrio tidak berkembang atau cacat.
Namun, embrio juga bisa terlihat sehat di laboratorium namun saat ditanam ke dalam rahim, embrio memiliki cacat yang menyebabkan mati dan tidak dapat tumbuh.
Berdasarkan jurnal yang diterbitkan oleh Journal of Assisted Reproduction and Genetics, Assisted hatching tingkatkan implantasi dan kualitas embrio dapat dilihat dari sejumlah parameter, seperti perkembangan, morfologi, genetik, hingga metabolisme.
- Kelainan Kromosom Pada Embrio
Faktor lain yang menyebabkan kegagalan bayi tabung adalah embrio yang memiliki kelainan kromosom. Kondisi yang sering terjadi yakni abnormalitas kromosom yang menyebabkan kegagalan implantasi dan keguguran selama proses bayi tabung berlangsung.
Kelainan kromosom pada embrio ini bisa diturunkan dari salah satu orang tua, kelainan sel telur Bunda atau kelainan kromosom pada sel sperma Ayah.
- Gaya Hidup yang Tidak Sehat
Gaya hidup bagi pasangan suami istri yang sedang menjalani program hamil bayi tabung sangat berpengaruh. Memiliki berat badan berlebihan, merokok, atau mengonsumsi alkohol dapat menyebabkan gagalnya program bayi tabung yang dijalani.
- Disfungsi Implantasi
Disfungsi implantasi atau gagalnya penempelan embrio dapat menyebabkan program bayi tabung gagal. Penempelan embrio merupakan proses penting untuk proses mendapatkan kehamilan.
Pasalnya embrio yang menempel pada dinding rahim nantinya akan berkembang menjadi janin. Jika embrio tidak berhasil menempel pada dinding rahim maka program bayi tabung dinyatakan gagal.