Hybrid akan menjadi tren selanjutnya untuk industri pertunjukan pasca pandemi Covid-19 melanda Indonesia dan dunia. Di mana interaksi antar manusia mengalami pembatasan, format hybrid yang menggabungkan interaksi online dan offline menjadi jawabannya.
Hal tersebut menurut Dino Hamid, Ketua Asosiasi Promotor Musik Indonesia bentuk adaptasi interaksi antar manusia yang memanfaatkan dukungan teknologi.
“Kedepannya, berbagai acara akan banyak diselenggarakan dalam format hybrid yaitu penggabungan antara konsep event online dan offline,” kata Dino saat webinar Literasi Digital wilayah Kabupaten Bogor, Jawa Barat I, pada Kamis (2/12/2021).
Menurutnya hampir segala aspek kehidupan manusia akhirnya memang perlu didukung dengan media teknologi, sehingga hubungan manusia satu dengan manusia lainnya, maupun bersosialisasi, bekerja, berubah menjadi online dan menuju format hybrid.
Dia pun mengatakan industri kreatif seperti musik menjadi bidang kreatif yang sebagian besar pendapatannya datang dari menggelar kegiatan konser atau acara pertunjukan secara live harus memanfaatkan digital skills agar bisa terus berkegiatan.
Namun industri pertunjukan bisa selamat di masa pandemi ini karena transformasi digital. Kehidupan manusia yang mengalami revolusi di segala aspek sehingga adaptasi dari masyarakat untuk bertahan sangat diperlukan. Akan tetapi ada bidang pekerjaan yang sebelumnya tidak ada bermunculan, sehingga membutuhkan belajar digital skills.
Bidang pekerjaan yang berkaitan dengan kemampuan digital seperti editing video, desain graphic, content writer, termashk yang diperlukan oleh banyak perusahaan rintisan yang sedang berkembangnya. Masyarakat harus beradaptasi dengan beralih profesi maupun belajar hal baru terkait kemampuan digital yang harus dimiliki untuk dapat bertahan.
Webinar Literasi Digital untuk wilayah Kabupaten Bogor, Jawa Barat I merupakan bagian dari sosialisasi Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika bekerja sama dengan Siberkreasi. Di webinar kali ini hadir pula nara sumber lainnya yaitu Vivi Andriani, Marketing Communication Manager Bumbubumbuku, Fiona Damanik, Konseler Universitas Multimedia Nusantara, Eko Ariesta, Founder & CEO Enterpro.id dan Joana Lee, Fitness & Beauty Enthusiat.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 Provinsi dan 514 Kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.