Revisi Daftar Negatif Investasi (DNI) yang dilakukan pemerintah pada Februari lalu membawa perubahan penting bagi industri e-commerce Indonesia. Revisi tersebut menyebutkan bahwa investor asing bisa mendapatkan kepemilikan atas e-commerce lokal hingga 100 persen.
“Masuknya investor asing ke dalam industri e-commerce kita jangan dianggap sebagai ancaman, tapi harus dilihat sebagai kesempatan untuk mendapatkan manfaat. Dari sisi ilmu atau know-how, kita bisa belajar banyak dari para investor asing ini,” ujar Budi Gandasoebrata, Direktur Veritrans. Veritrans merupakan payment gateway yang mendukung e-commerce di Indonesia dalam menerima pembayaran dari pelanggan dengan mudah dan aman.
Budi mengambil contoh salah satu e-commerce lokal yang mendapatkan investasi private equity dari investor Amerika Serikat. “E-commerce tersebut mendapat modal dalam bentuk uang serta mendapat jaringan ke para engineer private equity tersebut. Investor asing tersebut biasanya memiliki in-house engineer jadi e-commerce kita bisa berkonsultasi langsung dengan para engineer di Amerika. Ini salah satu keuntungan besar yang bisa didapatkan pemain lokal apabila mendapatkan investor asing,” jelas Budi.
Sambutan positif terhadap para investor asing tidak bermaksud untuk mengesampingkan peran investor lokal. Menurut Budi, di Indonesia memang sudah hadir beberapa investor lokal yang mampu memberi bantuan permodalan bagi e-commerce lokal, tetapi investor lokal biasanya masih di tahap awal atau masih di level C dan belum sebesar investor asing.
Investor asing di mata Budi hanyalah jalan untuk membantu membesarkan e-commerce lokal. Contoh paling jelas, menurut Budi, adalah Jack Ma dengan Alibaba-nya yang begitu mendominasi di Cina. “Di balik kesuksesan itu sebenarnya ada peran South Bank Japan dan Yahoo dari Amerika,” ujarnya.
Isu-isu menarik lainnya seputar dunia startup dan e-commerce Indonesia akan dibahas pada Indonesia E-Commerce Summit & Expo (IESE) 2016 yang mengangkat tema “The New Digital Energy of Asia”. Acara yang diselenggarakan oleh IDEA (Asosiasi E-Commerce Indonesia) dan Dyandra Promosindo ini akan diadakan pada 27-29 April 2016 di Indonesia Convention Exhibition (ICE), BSD, Tangerang.
Pada IESE 2016 akan dilaksanakan summit dan workshop yang menampilkan 72 pembicara, baik lokal maupun internasional, antara lain Menteri Kominfo Rudiantara, Menteri Perdagangan Thomas Lembong, Kepala Badan Ekonomi Kreatif Triawan Munaf, Presiden Direktur Bank Mandiri Kartika Wirjoatmodjo, Mari Elka Pangestu, Chairman MatahariMall.com Emirsyah Satar, Managing Director Google SEA & India Rajan Anandan, Global CEO Nielsen Mitch Barns, Head of SMB SEA Facebook Nadia Tan, CEO & Founder GOJEK Nadiem Makarim, serta CEO & Co-Founder Redmart Roger Egan. Tak hanya itu, akan ada juga pameran yang menampilkan lebih dari 150 ekshibitor yang bergerak di industri e-commerce.
IESE didukung oleh Kementerian Perdagangan, Kementerian Komunikasi dan Informatika, Badan Ekonomi Kreatif, dan KADIN. Harga tiket Summit IESE 2016 senilai Rp4.000.000 (belum termasuk PPN) untuk full-access selama tiga hari, sementara itu harga tiket Workshop senilai Rp750.000 (belum termasuk PPN) untuk akses harian.