Guna mempopulerkan wisata kuliner di Batam dan Pontianak ke wisatawan dan juga mengajak masyarakat gemar makan ikan. Kementerian Pariwisata akan mengadakan Festival Ikan Nusantara (FIN) dan lomba masak ikan nasional pada 1-17 Agustus 2017.Ada banyak varian ikan lezat yang bisa dinikmati di dua crossborder area di Pontianak dan Batam.
Karena untuk membidik wisman atau wisatawan nusantara, lokasi yang dipilih ada di border area. Satunya Batam di Kepri dan Pontianak di Kalimantan Barat. Keduanya sangat matching bila dikaitkan dengan crossborder tourism yang kerap dikibarkan Menpar Arierf Yahya melalui Festival Wonderful Indonesia di daerah perbatasan.
Selain itu, destinasi wisata kuliner di Batam dan Pontianak sudah tidak asing di lidah pemburu kuliner asal Malaysia dan Singapura. âBatam dan Pontianak karena keduanya ada di border area. Kedua kota itu sangat potensial mendatangkan wisman, terlebih kuliner olahan dua kota itu sudah tidak asing dengan negara tetangga,â ujar Deputi Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara Esthy Reko Astuti.
Selain dua kota tersebut kemenpar juga akan melakukan audisi di 9 kota lainnya. Audisi akan digelar di 11 kota, Biak Papua (11 Juli), Batam (16 Juli) dan Gorontalo (18 juli) serta delapan daerah lain nya seperti sumbar, kalbar, jawa barat yogya, solo, NTB, NTT dan Sulawesi Selatan.
Hastag #PesonaMakanIkan, sejak menjelang makan siang, Selasa 4 Juli 2017 juga sudah ramai memperbincangkan soal kampanye makan ikan itu di media sosial.
Ketua Tim Percepatan Pengembangan Pariwisata Kuliner dan Belanja Kemenpar Vita Datau Messakh mengatakan, perairan di laut dan darat Indonesia menyimpan 2.500 jenis ikan laut dan 2.184 jenis ikan air tawar menjadikan warga di Indonesia dapat berkreasi menciptakan makanan tradisionalnya. Inilah kontributor utama terhadap kekayaan dan keanekaragaman gastronomi Indonesia.
âLomba masak Ikan Nusantara ini sangat tepat karena Indonesia negara bahari. Selain alamnya yang indah, budayanya yang bagus, kulinernnya juga sangat enak. Terlebih hidangan kuliner berbahan ikan yang fresh dari tempatnya,â ujar Vita Datau.
Vita menjelaskan ada dua cara untuk mengangkat kuliner-kuliner warisan Indonesia berbahan dasar ikan agar lebih dikenal dan mendunia. Pertama, ikan khas wilayahnya masing-masing diolah dengan cita rasa otentik daerah.
âMisalnya Pindang Patin Palembang atau Gule kepala Kakap Medan atau Padang. Yang kedua, penyajiannya harus instagramable, agar bisa terlihat eye cacthing di sosmed. Sehingga sekalian bisa promosi ke seluruh dunia,â ucapnya.
Lanjut Vita, lomba masak Ikan Nusantara ini memunculkan menu-menu terbaik di Indonesia, sehingga bisa menjadi hidangan ikan yang bisa disajikan ke tamu negara yang datang ke Indonesia.
âNantinya akan ada kreasi baru yang disukai anak-anak sebagai penerus bangsa. Sehingga menu ikan dapat di gemari semua kalangan. Syaratnya rasanya harus enak, bentuknya menarik, mudah menyiapakan dan mengolahnya agar ibu-ibu dirumah bisa mencoba memasak untuk anaknya. Makan ikan itu sehat dan bergizi, sehingga menjadikan anak-anak Indonesia pintar,â pungkas Vita.
Soal kuliner, pemerintah tidak ingin main-main menggarapnya. Potensinya sangat besar. Variannya masuk ke dalam tiga subsektor dalam industri kreatif yang memberikan sumbangan terbesar terhadap produk domestik bruto (PDB) Indonesia.
Kuliner ada di posisi nomor satu dengan sumbangan sebesar Rp209 triliun atau 32,5%. Setelah itu fashion sebesar Rp182 triliun atau 28,3%, dan kerajinan sebesar Rp93 triliun atau 14,4%.