Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi kota Surabaya tahun 2018 tumbuh menjadi 6,19 persen. Pertumbuhan ekonomi kota ini lebih tinggi dibandingkan Jawa Timur sebesar 5,5 persen dan nasional 5,17 persen. Namun di balik prestasi tersebut, pengangguran masih menjadi catatan penting yang harus diperhatikan para pemangku kepentingan.
Rata-rata jumlah pengangguran terbuka di Surabaya selama tahun 2017-2019 mencapai 5,99 persen. Menurut Ketua Kadin Surabaya, M Ali Affandi, Surabaya menghadapi tantangan berat terutama peningkatan angkatan kerja yang belum diimbangi lapangan kerja baru sehingga dibutuhkan keterlibatan maksimal kelompok usaha menengah ke bawah.
Sejak tahun 2015, HSBC Indonesia bersama YCAB Foundation (Yayasan Cinta Anak Bangsa) berupaya menanggulangi masalah pengangguran dari usia muda dengan menyelenggarakan proyek pendidikan bernama Anak Bangsa Siap Berkarya (ABSB). Program sepanjang lima tahun ini bertujuan untuk membekali 5000 murid SMK yang berasal dari kalangan prasejahtera dengan keterampilan kesiapan kerja dan pengetahuan kewirausahaan.
Ada dua jenis sub program dalam ABSB, yaitu Ready to Work yang memberikan pelatihan kesiapan dunia kerja, seperti penulisan CV, menghadapi wawancara kerja dan presentasi. Sementara Ready to Business memberikan pelatihan kewirausahaan di mana peserta belajar manajemen keuangan dan diberikan modal usaha untuk berlatih mengimplementasikan ide bisnis. Dalam kurun waktu lima tahun ABSB telah dilaksanakan di berbagai kota besar di Indonesia, yaitu Jakarta, Medan, Bandung, Surabaya dan Semarang.
Menurut Veronica Colondam, CEO dan founder YCAB Foundation, program ABSB di Surabaya dilaksanakan sejak 2017 hingga 2020. Program ini telah berhasil menjangkau 1076 anak muda dari 10 sekolah menengah kejuruan.
“YCAB dan HSBC berharap dengan keterampilan siap kerja yang diberikan kepada para peserta melalui program ABSB akan mendorong penyerapan tenaga kerja di Surabaya. Ini merupakan bagian dari misi kami untuk membangun SDM unggul untuk mendukung pembangunan di Indonesia,” ungkap Veronica, seperti dalam keterangan tertulis yang diterima vakansi.
Setelah melalui tahapan evaluasi, terpilih 26 peserta finalis dari Program Ready to Work dan 16 kelompok yang terdiri dari 38 peserta dari Program Ready to Business dalam program ABSB Surabaya. Pada acara penutupan tanggal 7 Maret 2020 bertempat di Grand Dafam Signature, Surabaya, finalis Program Ready to Work mempresentasikan rencana kerja dan pekerjaan impian mereka. Sementara finalis Program Ready to Business akan mempersembahkan rencana bisnis.
Jovanda (17 tahun) yang duduk di kelas 11 SMK Harapan Sejati, Surabaya, merupakan salah satu finalis Ready to Business menjalankan berbagai strategi pemasaran untuk mendorong penjualan ayam geprek dan keju dalam cup yang dirintisnya sejak 2018. Sengaja berjualan di depan pabrik-pabrik yang ada di sekitar tempat tinggalnya di daerah Menganti. Selain itu ia pun melakukan penjualan melalui media sosial. Strategi berbeda ia terapkan ketika berjualan di sekolahnya,
“Aku mengubah harga dari 10.000 ke Rp 5000 supaya sesuai kemampuan teman-temanku. Aku juga mengubah desain produk agar terlihat lebih bagus. Perubahan ini berkat ilmu yang kudapatkan dari program ABSB di sekolah,” jelas remaja perempuan yang akrab disapa Jo ini. Setelah mengikuti pelatihan, Jo memperoleh laba bersih setiap bulan sekitar Rp 250.000 – 400.000.
HSBC dan YCAB terus berkomitmen memperkuat generasi muda dengan berbagai keterampilan vokasi. Mulai tahun 2020, HSBC dan YCAB akan meresmikan Rumah Belajar Batik di Semarang, merevitalisasi pusat pelatihan di Jawa Tengah dengan membangun kapasitas para pelatih di BLK (Balai Latihan Kerja), LKP (Lembaga Kursus dan Pelatihan) dan LPK (Lembaga Pelatihan Kerja), memberikan peningkatan kurikulum teknis serta memfasilitasi partisipasi sektor swasta untuk program magang dan penempatan kerja.