hitcounter
Friday , March 28 2025

Hidup Berdampingan di Ruang Digital, Tetap Perhatikan Etika

Berkat teknologi dan jaringan internet orang dari seluruh penjuru dunia dapat berinteraksi dan berkomunikasi, menghubungkan seluruh warga digital yang tak terbatas wilayah dan waktu. Semenjak pandemi Covid-19, interaksi di ruang digital pun jauh lebih tinggi daripada dunia nyata.

Di ruang digital salah satunya media sosial, unggahan setiap orang bisa langsung dilihat oleh ratusan hingga ribuan orang dan cepat sekali menyebarnya secara realtime. Sehingga rasanya seperti tidak ada batas, semua orang seperti memiliki panggung yang sama. Terlebih manusia sebagai makhluk egosentris sangat suka mencari perhatian.

“Sifatnya tanpa batas, terkadang individu menjadi oversharing atau kebablasan dalam berbagi,” kata Cyntia Jasmine, Founder GIFU saat webinar Literasi Digital wilayah Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat I, pada Kamis (21/10/2021).

Dia mengungkapkan di ruang digital, semua orang harus menyadari dirinya sebagai pengawas diri sendiri sebab sebenarnya ada jejak digital yang ditinggalkan ketika berinteraksi di dunia maya. Dampak buruknya jika lupa hal tersebut, maka bisa saja seseorang dipecat dari pekerjaannya. Hal tersebut terjadi sebab unggahan yang secara etika dianggap tidak beretika. Sudah banyak kasus jejak digital yanv bisa berdampak serius berkat kata-kata dan unggahan foto yang tidak pantas. Selain itu jejak digital pun tidak bisa dihapus, datanga akan tetap ada di internet.

Webinar Literasi Digital di Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat I, merupakan bagian dari sosialisasi Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika. Webinar kali ini juga mengundang nara sumber seperti Daniel Hermansyah, CEO of Kopi Chuseyo, Irma Nawangwulan, Dosen di IULI, Nandya Satyaguna, seorang Medical Doctor, dan Janna S Joesoef, Creative Director Ghea Resort.

Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 Provinsi dan 514 Kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya digital skills, digital ethics, digital safety dan digital culture untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital. Di antaranya Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.

About Pasha

Check Also

COOCAA Indonesia Luncurkan Seri TV 4K Terbaru, Y73 & Y66

Jakarta, Infopublik – Setelah sukses menyelenggarakan program undian dengan hadiah utama sebuah Mobil Wuling Binguo …

Leave a Reply