Saat ini pengguna internet di Indonesia sudah mencapai 202,6 juta jiwa dengan 170 juta orang yang telah aktif di media sosial. Gencarnya penggunaan teknologi dan internet sebagai bagian hidup manusia modern sekarang membuat potensi adanya ancaman pencurian data pribadi di internet.
Pertumbuhan pengguna internet juga membuat terbentuknya budaya digital di masyarakat, oleh karena penggunaan teknologi digital yang massif. Akhirnya setiap pengguna harus menjaga keamanan data pribadinya, agar tidak disalahgunakan pihak tak bertanggung jawab.
“Setidaknya ada empat hal yang mengancam keamanan data pribadi seseorang di internet,” ujar Eko Ariesta, Founder & CEO Enterpro.id saat webinar Literasi Digital wilayah Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat I, (20/9/2021).
Pertama, bocornya data pribadi bisa digunakan untuk kriminal, yaitu data korban digunakan pelaku untuk melakukan aktivitas kriminal misalnya penyelundupan narkoba, aksi teror, alibi pembunuhan dan lainnya. Selain itu data pribadi yang dicuri juga dapat disalahgunakan untuk penyamaran, dengan cara data korban digunakan pelaku sebagai identitas barunya seperti imigran gelap, mata-mata, bahkan pencemaran nama baik.
Jenis kejahatan ini juga bisa merugikan di sisi finansial. Data pribadi yang dicuri juga bisa digunakan pelaku untuk menguras keuangan korban atau relasi korban. Seperti dalam bentuk pencurian kartu kredit, mengambil kredit, penipuan, maupun pemerasan. Kemudian di sisi medis data pribadi seseorang juga bisa digunakan untuk kebutuhan medis, contohnya pemalsuan hasil laboratorium dan ketergantungan akan obat-obat tertentu.
Menurut Eko cara mengantisipasi penyalahgunaan data pribadi yang bisa dilakukan adalah melindungi apa yang ada di dalam genggaman, yaitu perangkat yang digunakan. Selain itu data pribadi dalam bentuk dokumen tidak penting yang sudah tidak digunakan sebaiknya dihancurkan. Di dunia online untuk melindungi data pribadi gunakan password dengan kombinasi angka dan huruf besar kecil sert simbol.
Selanjutnya kode OTP merupakan kunci, sehingga jangan sembarangan untuk memberikannya. Biasakan untuk bijak saat menggunakan media sosial dan saat akan menjual handphone jangan lupa untuk factory reset agar semua data Anda hilang dan tidak disalahgunakan orang tak dikenal. Begitu pun ketika browsing menggunakan komputer umum gunakan private browsing atau incognito mode dan selalu log out. Saat akan membeli device baru maka carilah yang memiliki keamanan finger print-nya atau biometriknya.
Webinar Literasi Digital untuk wilayah Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat I merupakan bagian dari sosialisasi Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika bekerja sama dengan Siberkreasi. Di webinar kali ini hadir pula nara sumber lainnya yaitu Irma Nawangwulan, seorang Dosen di IULI, Aditya Nova, Ketua Jurusan Hotel & Pariwisata IULI, dan Dalzi Danil, Co-Founder & CEO Bagi Kopi Indonesia.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 Provinsi dan 514 Kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.