Pernikahan di Indonesia, seringkali identik dengan perayaan besar yang tak tergerus oleh waktu. Pasca tahun politik ini, jasa wedding organizer menunjukkan kenaikan yang signifikan. Ada perputaran uang miliaran rupiah di industri ini, karena melibatkan sektor jasa lainnya, seperti F&B, Flower dan entertainment.
Untuk mengakselerasi pengembangan industri ini, HASTANA (Himpunan Perusahaan Penata Acara Pernikahan Indonesia) bekerjasama dengan Indonesia Professional Organizer Society (IPOS) menawarkan gagasan yang “tidak biasa” di tahun 2020. Kedua lembaga ini akan menggelar sebuah forum bisnis (B2B) berlabel “The 1st Indonesia Wedding Business Summit 2020” (IWBS 2020).
Gandy Priapratama, Ketua Umum HASTANA Indonesia, mengatakan, acara ini dibuat sebagai langkah mempersingkat waktu bagi HASTANA dan para pelaku industri pernikahan untuk mendapatkan database venue pernikahan. Oleh karenanya, seluruh anggota HASTANA untuk ikut andil dalam acara ini agar mendapatkan benefit yang luar biasa.
“Ternyata pihak hotel juga banyak yang membutuhkan data para wedding organizer untuk menunjang tempatnya. Jadi, kita ini sebenarnya saling membutuhkan dan kenapa tidak dipersatukan dalam satu acara saja, yakni IWBS 2020?,” ujar Gandy, saat jumpa pers di Hotel Atlet Century, beberapa waktu lalu.
Harry D. Nugraha, Fonder dengan Indonesia Professional Organizer Society (IPOS), menjelaskan, acara ini tidak seperti wedding expo pada umumnya. Biasanya mereka itu B2C, tapi kita hadirkan berupa B2B. Konsep B2B khusus industri pernikahan ini bisa dibilang belum pernah ada di Asia Pasifik.
Indonesia Wedding Business Summit 2020 akan mempertemukan seller dan buyer yang berhubungan langsung dengan industri pernikahan di dalam satu forum. Seller yang akan dihadirkan berasal dari hotel dan venue pernikahan, sedangkan buyer IWBS merupakan wedding organizer, wedding planners, dan semua pihak yang membutuhkan venue pernikahan.
“Di hari pertama kita akan ada table top dan rencananya seller yang akan mendatangi buyer-nya. Jadi, buyer cukup duduk saja di bangku yang sudah kita sediakan,” katanya.
Acara ini juga akan menghadirkan dialog interaktif yang menyajikan gagasan baru dari industri pernikahan di Indonesia. IWBS juga akan menantang semua peserta acara untuk aktif mengambil bagian di setiap sesi yang disampaikan. “Misalnya saja tentang tren pernikahan yang akan terjadi di tahun 2020. Itu menarik untuk diperbincangkan,” lanjut Harry.
Harry menargetkan, IWBS 2020 mendatang dapat mendatangkan 220 delegasi yang berasal dari seller dan buyer, dengan rincian 55 seller dan 55 buyer. “Jadi, satu vendor itu untuk dua orang. Berarti minimal seller yang datang itu 110 orang dan buyer yang datang 110 orang,” ujar Harry.
Harry mengharapkan ke depannya dapat terus menghadirkan IWBS setiap tahunnya. Karena industri pernikahan merupakan bisnis yang tidak akan pernah mati sehingga diperlukan acara seperti ini untuk menjadi pendukung di dalamnya. “Ini bisa dilihat dari pendapatan HASTANA yang sangat tinggi. Mereka mampu mendapatkan pendapatan US$7 miliar tahun lalu, itu sangat luar biasa,” ucapnya.