Sebagian besar bidang usaha dan UMKM terdampak pandemi Covid-19, namun banyak juga bisnis yang berkembang di tengah pandemi karena beralih ke online. Perilaku dan pola konsumsi konsumen telah berubah menjadi online. Daya beli masyarakat yang sempat turun saat pandemi, lalu bergeser ke bahan pokok dan kini online merupakan sebuah kenormalan baru di tengah masyarakat.
Klemens Rahardja, Founder The Enterpreneur Society mengatakan Covid-19 dapat dipandang dari dua sisi, satu sisi jika menyalahkan keadaan maka semua hal akan menjurus pada keterbatasan. Padahal di sisi lainnya sebenarnya ada banyak kesempatan yang datang dengan datangnya corona.
“Dunia seperti dipaksa melakukan percepatan dalam digitalisasi dan memanfaatkannya secara maksimal untuk kehidupan,” kata Klemens saat webinar Literasi Digital wilayah Kota Bogor, Jawa Barat I, Kamis (18/112021).
Masyarakat kemudian seolah dipaksa beradaptasi dan mereka yang tidak mau berubah pasti akan tertinggal. Dia mengatakan di masa seperti ini setiap orang memang dipaksa untuk terus berkembang. Indonesia pun dipaksa untuk melakukan percepatan dan melakukan transisi. Dari semua tuntutan itu setiap orang harus bisa melihat peluang dari krisis yang ada dan memfokuskan dirinya pada hal positif.
Bersamaan dengan teknologi yang makin berkembang sekarang semua bisa dikerjakan lewat ponsel pintar. Selama pandemi pun terdapat peningkatan 27 juta pengguna baru, di sinilah potensi tersebut bisa dimanfaatkan sebab kebanyakan dari pengguna internet di Indonesia menggunakan waktunya sebanyak 3 jam 14 menit di media sosial.
“Untuk UMKM, potensi orang yang masuk ke marketplace pun di Tokopedia yang menepati peringkat pertama saat ini ada 140 juta orang setiap bulannya,” katanya.
Selain itu jika dikatakan krisis, pada masa pandemi ini penjualan online seluruh dunia tahun 2020 ke 2021 justru angkanya naik menjadi U$D 4,479 triliun. Kini Lewat jempol saja, para pemilik bisnis bahkan bisa membuat konten dan mempromosikannya di media sosial. Selain itu untuk yang baru akan memulai usaha tidak peru berpatokan pada modal berupa uang saja. Sebab waktu dan tenaga pun bisa disebut modal, sehingga tidak ada alasan untuk melewatkan peluang yang ada.
Webinar Literasi Digital di Kota Bogor, Jawa Barat I, merupakan bagian dari sosialisasi Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika. Hadir pula nara sumber seperti Syarief Hidayatulloh, Digital Strategist Hello Monday Morning, Aditya Nova, Ketua Jurusan Hotel & Pariwisata IULI, Asep Nugroho, seorang Dosen di Fakultas Teknik UNIS dan Andi S, seorang Dokter Muda.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 provinsi dan 514 kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.