Kecakapan digital harus ditingkatkan agar masyarakat tak hanya melek digital namun bisa memanfaatkan internet secara positif. Hal ini berkaitan tantangan di ruang digital yang semakin besar dengan kehadiran konten-konten negatif, kejahatan penipuan daring, perjudian, eksploitasi seksual pada anak, ujaran kebencian, radikalisme berbasis digital.
Dendy Muris, Dosen Komunikasi dari Instirut Komunikasi dan Bisnis London School of Public Relations (LSPR) saat webinar Literasi Digital wilayah Kota Bekasi, Jawa Barat I, pada Rabu (14/7/2021) mengajak generasi muda yang memiliki peran besar pada era digital ini untuk membanjiri internet dengan konten positif.
Dia memgatakan di tengah konvergensi digital yang membuat arus informasi menjadi semakin cepat dan kemunculan teknologi, lahir profesi baru seperti content creator atau infulencer. Profesi yang makin digemari milenial ini pun bisa menjadi cara untuk menciptakan budaya positif di dunia digital lewat konten yang bermanfaat dan inspiratif.
“Peran serta generasi milenials di sini bisa mendistribusikan konten positif, yang melawan hoax. Sambil membuat konten milenial juga dapat ikut menumbuhkan perekonomian lewat industri kreatif,” ujar Dendy.
Dia pun memberikan tips dan trik untuk milenial yang ingin menjadi content creator. Di antaranya dengan memperhatikan pra produksi, proses, hingga pasca produksi. Lalu seorang content creator juga membuat personal branding yang akan memengaruhi bagaimana audiens melihatnya saat tampil di publik.
Saat ini bentuk konten juga sudah semakin spesifik, karena itu seorang content creator harus tahu target audience mereka dan platform yang dipilih. Seorang content creator juga jangan asik sendiri, namun harus memaksimalkan partisipasi dari audiens misalnya dengan membuat kuis, give away, serta jangan lupa untuk membalas komentar.
“Partisipasi audiens menjadi salah satu tolak ukur berhasil tidaknya sebuah konten, jadi maksimalkan,” katanya lagi.
Tak lupa Dendy mengingatkan para milenial untuk bijak saat membuat konten serta memakai sosial media dengan berpedoman pada Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE). Sehingga budaya digital yang tercipta adalah lingkungan yang sehat dalam berinternet.
Webinar Literasi Digital di Kota Bekasi, Jawa Barat I, merupakan bagian dari sosialisasi Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika. Webinar kali ini juga mengundang nara sumber seperti Ninik Rahayu, Pimpinan Ombudsman RI 2016-2021, Kalarensi Naibaho, Koordinator Layanan Perpustakaan UI, dan Benny Daniawan, Dosen Sistem Informasi Universitas Buddhi Dharma.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 Provinsi dan 514 Kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.