Festival Gandrung Sewu (FGS) yang berlangsung di pinggir Pantai Boom, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur (Jatim) pada hari Minggu (8/10), lalu memikat ribuan wisatawan yang sengaja datang untuk menyaksikan pagelaran tarian kolosal tersebut.
Sebanyak 1.286 orang menari secara massal tarian Gandrung Sewu di pinggir pantai dengan latar belakangan panorama Selat Bali itu membuat penonton terkagum-kagum. Festival tahuan FGS selain sebagai atraksi wisata yang mampu memikat puluhan ribu wisatawan nusantara (wisnus) maupun wisman untuk datang ke Banyuwangi, event ini juga menjadi sarana untuk pelestarian budaya.
Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya mengatakan, festival budaya menjadi salah satu unggulan pariwisata Indonesia dalam memenangkan persaingan di industri pariwisata tingkat global. āUnsur budaya (nature) memiliki porsi terbesar 60%, sedangkan alam (nature) 30% , dan buatan manusia (manmade) 5%,ā kata Arief.
Tari Gandrung Sewu sebagai tarian khas masyarakat Banyuwangi oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah didaftarkan ke UNESCO sebagai Warisan Budaya Tak Benda, dan diharapkan segera mendapat pengakuan seperti halnya tarian Bali.
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan, Gandrung Sewu menjadi salah satu festival budaya yang konsisten digelar. āSelain menjadi atraksi wisata, dengan event ini sebagai cara Banyuwangi untuk konsolidasi budaya dan meregenerasi pelaku seni. Kita buktikan bahwa festival menjadi instrumen ampuh untuk menumbukan kecintaan generasi muda pada seni-budaya,” kata Azwar.
Azwar menjelaskan, FGS yang dimulai sejak 2012 itu sebagai media untuk memupuk rasa cinta Tanah Air, āAnak-anak muda akan memahami bahwa budaya Indonesia sangat beragam dan menjadi modal untuk membangun bangsa bukan menjadi alasan sumber perpecahan,” kata Anas.
Penyelenggaraan FGS 2017 yang mengangkat tema “Kembang Pepe” kali ini menampilkan teatrikal yang mengkisahkan perjuangan pahlawan Banyuwangi dalam melawan penjajah dengan bersiasat menggelar pertunjukan seni Barong dan Tari Gandrung untuk menjebak penjajah.
Perhelatan FGS 2017 diperkirakan mendatangkan lebih dari 10 ribu wisnus dan 500 wisman sebagian datang dari Bali untuk melanjutkan liburannya ke Banyuwangi yang memiliki obyek wisata budaya (culture), alam (nature) dan buatan manusia (manmade) kelas dunia.