Di era keterbukaan informasi, hoaks merupakan hal yang perlu diwaspadai mengingat segala berita yang beredar di internet belum tentu benar. Hoaks merupakan berita bohong atau tidak bersumber tidak ada landasan faktual. Tujuannya biasanya untuk menyesatkan orang dan biasanya memiliki agenda politik tertentu.
I Made Nandhika, Abang None Jakarta Selatan 2019 mengatakan, penyebaran berita atau informasi hoaks menjadi isu yang berbahaya dalam hidup berbangsa dan bermasyarakat. Menurutnya karena mudahnya akses penyebaran informasi di internet, akhirnya fenomena hoaks terjadi di era saat ini.
“Masyarakat memiliki kemudahan dalam mengakses berbagai macam jenis informasi di media. Faktor pendukung tersebarnya berita hoaks jadi menyebabkan semakin parahnya berita hoaks yang diterima masyarakat. Hingga memunculkan kekhawatiran dan keresahan di masyarakat,” katanya saat webinar Literasi Digital wilayah Kota Depok, Jawa Barat I, pada Selasa (2/11/2021).
Lebih jauh dia pun mengungkap ciri-ciri berita palsu atau hoaks. Seperti memanipulasi artikel berita, memanipulasi foto, memanipulasi audio atau video, dan seringnya disebar melalui pesan berantai bahkan minta diviralkan.
Adapun cara supaya tidak terpancing berita hoaks maka saring dulu sebelum sharing karena tidak semua berita itu benar, sehingga jangan asal sebar beritanya sebelum baca. Karena kebanyakan orang terpancing emosi berita itu kemudian sharing ke semua orang.
Selanjutnya selalu lakukan pengecekan, cek dulu judul dan kredibilitas situsnya dengan platform Google atau firefox. Selalu cari tahun dulu fakta yang ada, jangan langsung menyebarkannya dan download aplikasi anti hoaks. Sebagai bagian dari masyarakat, setiap orang juga bisa ikut berkontribusi untuk menangkat berita hoaks yakni mengkomparasi dengan berita yang kredibel.
Webinar Literasi Digital di Kota Depok, Jawa Barat I, merupakan bagian dari sosialisasi Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika. Hadir pula nara sumber seperti Pringgo Aryo Pradana, seorang Produser & Komposer Musik, Elfira Fitri, Manager External Student Affairs di Universitas Multimedia Nusantara, Asep H Nugroho, Dosen Fakultas Teknik UNIS, dan Irma Nawangwulan, Dosen di IULI.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 Provinsi dan 514 Kabupaten dengan 4 pilar utama.Di antaranya Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.